Cerita Judika Ditolak Selama 5 Tahun oleh Keluarga Duma Riris

Liputan6.com, Jakarta Pada kesempatan mengisi acara 'Christmas Love in Harmony' yang akan tayang pada 25 Desember mendatang di SCTV, Judika dan Duma Riris ikut mengisi sebuah drama musikal. Mereka menceritakan kisah cinta dan perjuangan sampai pada akhirnya menjadi sepasang suami-istri.

Ceritanya, Judika telat datang ke taman tempat keduanya janji bertemu. Duma dan dua temannya sudah khawatir jika Judika berbohong dan bermain di belakang. 

Tak lama, Judika muncul dan berkata, "Nggak tahu ya mah perjuangan kita 5,5 tahun buat pacaran. Nggak mungkin aku macam-macam. Aku telat karena macet tadi. Aku nggak bohong mah, aku banyak kerjaan konser sana-sini. Mana mungkin aku berani main belakang, kita susah banget berdarah-darah. Nggak diterima sama orang tua lima tahun lho," kata Judika dengan logat Batak yang kental di Daan Mogot, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Judika juga menyanyi di tengah dialognya dengan sang istri. Lagu lagu hits miliknya seperti 'Mama Papa Larang' dan 'Aku yang Tersakiti'. Judika juga menjelaskan jika kedua orang tua Duma justru menyuruh anak mereka mengakhiri hubungannya bersama Judika.

"Mamanya (Duma) sempat kirim SMS waktu itu. Aku pengin nangis karena isinya adalah perintah untuk memilih antara aku atau mamanya. Itu berat sekali. Tapi saya lalu berdoa: 'Tuhan kalau memang dia jodohku dekatkan, kalau tidak, Tuhan aku mau dia tetap jodohku'," ujar Judika yang membuat penonton tertawa.

Alasan kedua orang tua Duma tak membolehkan anaknya menikah dengan Judika karena kala itu belum pernah ada penyanyi Batak yang sukses menyejahterakan keluarga. Bahkan setelah lagu 'Mama Papa Larang' rilis, Judika sempat didatangi ayah Duma.

"Saya bilang kepada ayahnya, bukan saya mengejek pak, saya cuma mencurahkan seluruh isi hati saya. Apa pun itu saya akan tetap melewati demi bisa bersama Duma," kenang Judika.

Akibat kegigihan hatinya dan Duma, hati kedua orang tua Duma pun luluh. Saat ini Judika sudah memiliki seorang anak, Cleodora dan calon adiknya yang segera menyusul. (Put/Fei)*