L'Alphalpha Bicara Tentang Tarian dan Resolusi 2016

L'aphalpha juga merasa begitu terbantu dengan pengaruh sosial media.

oleh Feby Ferdian diperbarui 31 Des 2015, 01:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2015, 01:00 WIB
L'Alphalpha
L'alphalpha saat beraksi di Supersonik, IFI Thamrin, Jakarta

Liputan6.com, Jakarta - Band indie asal Jakarta, L’Alphalpha belum lama ini sukses menghangatkan hati penonton ketika beraksi di pagelaran musik Supersonik #5 yang diadakan di IFI Thamrin, Jakarta.

Mengusung genre yang banyak dikategorikan orang sebagai post rock, band yang pernah merilis album When We Awake, All Dreams Are Gone tersebut tampak semakin solid saat membawakan jajaran lagu hits mereka.

Lalu, seperti apa resolusi mereka di tahun 2016? Simak obrolan serunya bareng reporter Liputan6.com, Sulung Mardinata berikut ini: 

Bisa ceritakan sedikit tentang album terakhir kalian?

Herald: Album barunya sebenarnya sudah rilis lama. Sejak tahun 2013. Cuma kita memang baru rilis lagu Tarian ini sebagai single baru tahun ini.

Bagaimana tanggapan pecinta musik Indonesia dengan karya-karya L'Alphalpha?

Herald: Tanggapan publik kalau kita lihat dari traffic secara streaming di platform musik gitu sih banyak yang dengerin. Jadi sebenarnya, di Indonesia kita memang termasuk jarang manggung karena pada kerja semua. Jadi di Indonesia sendiri, penerimanya ada saja dan ada fans yang selalu diperhatikan sama L'Alphaalpha. Stabil sih. Ada saja cuma ya nggak terlalu besar. Banyak tapi nggak terlalu terlihat.

Yudishtira: Pengaruh sosial media juga membantu. Kita bisa memantau perkembangan dari rilis, setelah manggung, atau habis apa itu kelihatan. Sejauh ini sih lumayan. Jadi kadang kalau kita udah lama nggak manggung, sebulan-dua bulan, itu ada saja yang nge-tweet, instagram, komentar nanya kapan bakal manggung lagi. Kadang juga ngirim pesan secara personal.

L'alphalpha saat beraksi di Supersonik, IFI Thamrin, Jakarta

Di luar negeri sudah manggung ke mana aja?

Herald: Kita hampir manggung di Cina. Disuruh tur ke situ. Cuma waktu itu dari pihak Cinanya ada kesulitan gitu sih. Itu tahun 2012, waktu tahun pertama.

Yudishtira: Sebenarnya balik lagi ke kekuatan sosial media. Soalnya kadang kita nggak sadar sudah sampai ke mana saja lagunya. Even beberapa lagu kita sempat diputar di radio Jepang yang kita sendiri nggak tahu mereka dapat dari mana. Itu sangat membantu.

Herald: Paling jauh sih manggung di luar sudah sampai ke Malaysia dan Singapura. Itu kita terakhir tahun 2013. Waktu itu main di satu festival lumayan gede di Asia Tenggara. Seru.

Rencana tahun depan?

Herald: Yang penting sih kita latihannya senang. Soalnya penat sama kerjaan, jadi kayak refreshing.

Yudishtira: Tahun depan belum sih. Kita sih lebih ke ngumpul-ngumpul lebih sering dulu, rembuk selanjutnya mau gimana. Mau album baru atau gimana. Soalnya jarang ngumpul. Latihan, jamming, begitu saja sih dulu.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya