Liputan6.com, Jakarta Melihat finalis Puteri Indonesia yang cantik, ayu dan memesona, orang pada umumnya mungkin berpikir hidup mereka selalu dinaungi dengan kebahagiaan. Tapi tak banyak yang tahu, para wanita cantik itu juga harus bekerja keras, atau bahkan memiliki latar belakang hidup yang kurang mengenakkan, sebelum akhirnya menjadi puteri Indonesia.
Hal itu tergambar dari buku berjudul I Was Born to Win, yang mengupas tentang kisah perjalanan 38 finalis Puteri Indonesia 2015. Buku tersebut ditulis oleh Timoteus Talip, RE. F. Siswantari dan salah seorang finalis Puteri Indoenesia 2015, Lestari Adhelia.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu kisah finalis Puteri Indonesia 2015 yang patut disimak adalah Gresya Amanda Maaliwuga. Di dalam buku tersebut terungkap, di usia satu tahun, Runner Up II Puteri Indonesia 2015 ini harus ditinggal oleh kedua orangtua yang bercerai. Wanita kelahiran 27 Mei 1995 ini kemudian diasuh oleh orangtua angkat di Manado.
"Selama 18 tahun itu, saya harus bekerja keras dan berusaha sendiri. Saya tidak ingin merepotkan orangtua angkat saya dan tak mau jadi benalu. Saya kuliah dengan usaha sendiri, karena saya enggak mau tergantung kepada orang lain," ujar Gresya Amanda Maaliwuga, saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Melihat ada seleksi pemilihan Puteri Indonesia, Gresya kemudian ikut mendaftar. Dengan wajah yang manis nan eksotis dan ditunjang dengan kemampuan akademis yang baik, gadis penyuka traveling ini akhirnya terpilih mewakili Sumatera Utara. Di malam final Puteri Indonesia, Gresya meduduki peringkat tiga.
"Itu prestasi luar biasa, enggak bisa dibayangkan dengan apa pun. Saya akhirnya bisa membuktikan bahwa saya bisa menjadi sesuatu, bisa sukses, dan bisa kerja keras sendiri," sambung mahasiswi semester 7 fakultas bisnis di sebuah universitas swasta di Jakarta ini.
Menurut Gresya Amanda Maaliwuga, buku I Was Born to Win layak untuk dibaca karena berisi cerita-cerita inspiratif dari finalis Puteri Indonesia 2015.Â
"Di buku ini juga saya mau berpesan, semua orang punya kesempatan yang sama kalau kita mau kerja, mau pakai kesempatan kita. Hidup itu cuma sekali, pakai sebaik mungkin, kalau bisa berguna untuk orang lain," tutur Gresya Amanda Maaliwuga.