Liputan6.com, Jakarta Tanggal 8 November 2016 adalah hari besar bagi warga Amerika Serikat. Pasalnya di hari ini, warga Negeri Paman Sam akan melakukan pemilihan umum, untuk memilih presiden (Pilpres AS) mereka selanjutnya yang akan menggantikan Barrack Obama.
Mungkin memang hal ini tidak memilih pengaruh secara langsung bagi kita warga Indonesia, namun bukan berarti hal itu tidak menarik untuk disimak. Rakyat AS saat ini memiliki dua orang calon presiden, Donald Trump dan Hillary Clinton.
Jalannya kampanye juga berlangsung seru, mulai dari drama saling cela antara para calon, sampai kampanye-kampanye menarik yang dilakukan oleh para artis Hollywood untuk mendukung jagoan mereka masing-masing.
Advertisement
Baca Juga
Memang, jalannya pemilihan umum di Amerika Serikat bisa berlangsung layaknya pementasan drama, seru dan menegangkan. Tak heran jika kemudian banyak film-film dibuat berdasarkan pagelaran politik pilpres AS ini.
Beberapa di antaranya sangat layak ditonton, karena selain menampilkan akting yang bermutu, film-film ini juga bisa membantu kita sedikit banyak memahami alur politik AS.
Apa saja film-film tersebut? Liputan6.com telah memilihkan enam film terbaik tentang pilpres AS untuk Anda:
1. Wag the Dog (1997)
Dua minggu sebelum pemilihan, Presiden AS terlibat dalam skandal seks. Untuk membantu sang presiden keluar dari situasi tersebut, seorang penasehat kepresidenan bernama Winifred Ames (Anne Heche) memutuskan mereka butuh bantuan orang luar.
Dia lalu meminta bantuan seorang juru propaganda bernama Conrad Brean (Robert De Niro), yang kemudian mengatakan, cara terbaik adalah dengan menciptakan isu baru sebagai pengalihan.
Brean kemudian mendekati seorang produser Hollywood bernama Stanley Motss (Dustin Hoffman) agar membantunya mengarang suatu perang palsu di Albania. Rencana itu berhasil, duo itu berhasil membuat para media jadi berfokus pada perang palsu tersebut.
Film ini dirilis satu bulan sebelum skandal seks Presiden Bill Clinton dan Monica Lewinsky terbongkar. Dan ketika Bill Clinton membom target-target di Afghanistan dan Sudan, para pesaing politiknya menuduh suami Hillary Clinton ini melakukan "wag the dog" seperti di film ini.
Advertisement
2. Head of State (2003)
Jauh sebelum Presiden Barrack Obama duduk di Gedung Putih sebagai presiden kulit hitam pertama di AS, Chris Rock sudah lebih dulu melakukannya--dalam film tentu saja.
Dalam film ini, Chris Rock berperan sebagai seorang pegawai negeri rendahan di Washington DC bernama Mays Gillliam. Namun kemudian Mays berhasil mencuri perhatian publik AS ketika dia diminta oleh Ketua Partai Demokrat, Martin Geller (Dylan Baker), untuk maju sebagai presiden. Hal itu terjadi setelah calon presiden dan wakilnya terbunuh dalam kecelakaan pesawat.
Hal ini tentunya sesuatu yang berat bagi Mays Gilliam, apalagi pria ini memiliki kebiasaan untuk selalu berkata apa adanya tentang apa yang salah di negaranya itu. Hebatnya, gaya bicaranya yang blak-blakan malah menguntungkan Mays Gilliam, dan membuatnya disukai publik.
3. Man of the Year (2006)
Tom Dobbs (Robin William) adalah seorang pemandu dari sebuah talk show politik yang satir. Dia memutuskan untuk sedikit membuat kehebohan dengan mencalonkan diri sebagai presiden. Hal ini dilakukannya setelah berkomentar bahwa ia bisa menjadi presiden yang lebih baik dibanding presiden yang saat itu sedang menjabat.
Para penggemarnya kemudian mulai melancarkan kampanye, yang tak dinyana, membuatnya benar-benar sampai ke Gedung Putih. Namun, tak lama setelah berada di Gedung Putih, Tom Dobbs diberi tahu, kemenangannya sebagai presiden adalah akibat kesalahan pada sistem penghitungan suara.
Tom kemudian mengalami dilema, terus menjabat sebagai presiden, atau kembali ke profesi awalnya.
Advertisement
4. Swing Vote (2008)
Bud Johnson (Kevin Costner) adalah seorang pecundang yang gemar mabuk. Satu-satunya titik terang di hidupnya adalah sang putri, Molly (Madeline Carroll), yang berusaha untuk menjaga mereka berdua.
Namun pada hari pemilihan umum, Molly tanpa sengaja memulai suatu rangkaian kejadian yang membuat hasil dari pemilihan presiden bergantung pada satu suara terakhir: suara ayahnya.
5. Ides of March (2011)
Ryan Gosling berperan sebagai Stephen Meyers, sekretaris pers dari calon presiden dari Partai Demokrat, Gubernur Mike Morris (George Clooney). Sejauh itu, Gubernur Mike Morris terlihat lebih unggul dibanding saingannya. Senator Pullman (Michael Mantell).
Stephen Meyers sangat percaya dengan integritas kandidatnya dan kesahihan proses demokrasi. Namun, pertemuan Meyers dengan manajer kampanye Pullman (Paul Giamatti) dan hubungannya dengan seorang pegawai magang (Evan Rachel Wood), menciptakan serangkaian kejadian yang mengancam kesempatan Morris di pemilihan.
Advertisement
6. The Campaign (2012)
Film ini boleh saja mengangkat isu yang cukup serius, yang tentang kampanye dalam pemilihan umum. Namun melihat jejeran aktor komedi yang membintanginya: Will Ferrell, Zach Galifianakis, dan Jason Sudeikis, sepertinya Anda tak boleh terlalu serius menontonnya.
Film komedi politik ini bercerita tentang seorang anak dari seorang politikus Partai Republik bernama Marty Huggins (Zach Galifianakis), yang direkrut untuk maju melawan Cam Brady (Will Ferrell) seorang anggota dewan yang sudah menjabat selama empat periode.
Cara-cara konyol yang dilakukan oleh dua kandidat politik ini untuk saling menjatuhkan lawannya akan sangat menghibur Anda. Sekaligus mengingatkan, bahwa politik tak selamanya harus dibahas dengan terlalu serius.