Liputan6.com, Belitung Belakangan sejumlah sineas membuat film untuk tayang di bioskop yang ceritanya diangkat dari buku atau novel best seller. Salah satunya buku karya Andrea Hirata, penulis buku yang kemudian difilmkan dengan judul Laskar Pelangi.
Ternyata setelah film itu sukses mencapai angka jutaan penonton pada tahun 2008, magnet Belitung menjadi kuat. Paling tidak, lokasi syuting film yang diangkat dari pengalaman pribadi sang penulis itu kini menjadi obyek wisata.Â
Advertisement
Namun sayangnya, sampai saat ini di Kabupaten Belitung justru tak memiliki bioskop satu pun. Hal itu pun sangat disesali oleh pihak Lembaga Sensor Film (LSF).
Baca Juga
Imam Suhardjo, ketua Lembaga Sensor Film Indonesia menjelaskan pentingnya bioskop di satu daerah. "Dengan begitu Lembaga Sensor Film bisa memantau film-film yang bisa ditonton masyarakat."
"Kalau tidak ada bioskop seperti sekarang, anak-anak akan mencari di tempat lain seperti internet yang menampilkan film-film tanpa sensor. Itu sangat berbahaya," lanjut Imam Suhardjo di sela acara Sosialisasi Kebijakan Lembaga Sensor Film dengan tema "Masyarakat Sensor Mandiri Wujud Kepribadian Bangsa" di Belitung, provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (17/4/2017).
Diakui Imam, film itu memiliki dua dampak, yaitu positif dan negatif. Berbagai adegan dengan mudah ditiru oleh anak-anak. Itulah gunanya LSF.
"Diharapkan dengan adanya sosialisasi LSF ini akan ada bioskop keliling. Sayangnya film-filmnya tak bisa dipilih," ujar Wahyu Trihatati, salah satu anggota LSF.
Â