Ayushita Ikut Festival Seni Tari Eksotika Gunung Bromo

Sajian seni tari yang bersanding dengan alam, menjadi konsep Festival Eksotika Bromo

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Jul 2017, 23:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2017, 23:00 WIB
Ayushita
Ayushita saat mengikuti Festival Seni Tari Eksotika Gunung Bromo (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com,Probolinggo Sebuah festival seni tari bertajuk Eksotika Bromo, digelar di area lautan pasir Gunung Bromo Probolinggo Jawa Timur, Jumat (7/7/2017), tak hanya menampilkan sendratari hikayat suku Tengger, parade tari ini juga menyuguhkan Yadnya Kasada, yang akan digelar pada Senin, 10 Juli nanti.

Sajian seni tari yang bersanding dengan alam, menjadi konsep Festival Eksotika Bromo, yang digelar oleh kelompok sadar wisata masyarakat Tengger, di Kaldera Gunung Bromo, Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.

Ayushita, bintang tamu Eksotika Gunung Bromo memaparkan, Bromo seni tari yang berpadu dengan keindahan Alam Bromo, memberikan sensasi tersendiri, bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

"Festival tari ini dapat melestarikan warisan leluhur perihal kekayaan budaya,” tutur Ayushita.

Hafsari Mustika Ningrung, salah satu penari kolosal mengatakan, tidak mudah untuk menampilkan seni tari kolosal dalam hamparan pasir. Dibutuhkan kelenturan dan kekuatan fisik, sehingga para penari harus latihan selama sebulan lebih.

"Tarian Topeng Gunungsari Tengger ini tidak mudah, diperlukan penjiwaan yang dalam agar bisa membawa penonton hanyut dalam cerita Suku Tengger," Kata Hafsari mustika ningrum.

Puput Tantriana Sari, Bupati Probolinggo menuturkan, Eksotika Bromo merupakan festival tari pertama di lautan pasir Bromo, event ini digelar sejak Jumat hingga Sabtu 8 Juli, sebagai rangkaian Yadnya Kasada, yang akan digelar pada Selasa dinihari 11 Juli 2017.

"Pemerintah Kabupaten Probolinggo akan mendukung festival seni tari ini. Tujuannya untuk meningkatkan kunjungan wisata, serta menjaga kelestarian budaya tari,” ujar Bupati Probolinggo.

Sejumlah seni tari dari sejumlah wilayah, di antaranya Jaranan Slining dari Lumajang, Daul Sakera asal Pamekasan, Tari Jegog Agung Jembrana Bali, hingga Tari Pepe Bainea Ri Gowa Sulawesi Selatan, mewarnai parade tari.

Indonesia Movie Awards 2017 (Nurwahyunan/bintang.com)

Festival diawali dengan pagelaran seni tari Topeng Gunungsari Tengger, yang di-ikuti dengan pembacaan puisi Kidung Tengger oleh artis kenamaan Ayushita, dengan iringan musik tradisional Suku Tengger.

Bagi masyarakat Tengger, sendratari kolosal Kidung Tengger menjadi tari andalan, dimana seni tari yang memerlukan sedikitnya 70 peserta, menjadi wahana untuk mengenalkan hikayat Tengger, utamanya tentang leluhur mereka, Nyi Roro Anteng dan Joko Seger.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya