Liputan6.com, Jakarta - Lee Jeong Hoon mengaku kagum dengan umat muslim Tanah Air yang begitu ramah kepadanya. Meski bukan pemeluk agama Islam, namun Lee Jeong Hoon disambut dengan ramah ketika ingin menginjakkan kaki ke tempat peribadatan Muslim tersebut.
Lee Jeong Hoon menuturkan, awalnya ia mengaku takut saat pertama kali mencoba menyambangi masjid. Ternyata ketakutannya itu hilang setelah ia disambut dengan ramah dan dipersilahkan masuk ke dalam masjid.
Advertisement
Baca Juga
"Awalnya takut, apalagi saya begini takut enggak diterima tapi ternyata mereka welcome, ramah banget, mau agamanya apa ayo duduk bareng, jadi kayak keluarga," ujar Lee Jeong Hoon bersama Masyarakat Cinta Masjid di Senayan (MCM), Jakarta Pusat, Minggu (27/1/2019).
Sejuk
Tak seperti di Indonesia, di tanah kelahiran Lee Jeong Hoon di Korea, sulit untuk menemukan masjid. Pasalnya umat muslim di Korea sangat sedikit. Oleh karenanya, tak sedikit turis asal Korea yang berkunjung ke Indonesia untuk melihat masjid.
"Kita harus mencintai dan menjaga masjid. Kalau di Korea cari masjid sangat susah, ada muslim tapi masjid susah. Tapi kalau di sini (Indonesia) kan mudah, ada Masjid Agung, masjid yang besar-besar. Banyak orang Korean datang ke Indonesia mau mampir ke Masjid. Dan mereka banyak yang mempelajari soal Islam dan masjid. Saya orang korea ingin mempelajari juga soal masjid di Indonesia," kata Lee Jong Hoon.
Advertisement
Pesan
Ketua Umum MCM Wishnu Dewanto menuturkan, sebagai umat muslim sudah seharusnya lebih cinta dengan masjid dari pada Lee Jeong Hoon. Terlebih Masjid adalah tempat yang tenang dan menyejukkan. Tak Lupa, Wishnu berpesan agar masjid jangan digunakan sebagai tempat berpolitik.
"Kita dihadiri sama artis Korea (Lee Jong Hoon) yang sangat menghormati organisasi Islam terbesar, sehingga ada keharmonisan antar umat beragama, itu cita-cita NU, membangun Islam yang rahmatanlil alamin. Kita juga mengajak masyarakat mencintai rumah ibadah, bisa menyatukan potensi umat melalui ekonomi kemasjidan. Kita menolak masjid dijadikan tempat untuk melakukan dakwah mengadu domba, dan meminta masyarakat mengkritisi politik praktis, masyarakat untuk peka dan dekat dengan Tuhan serta sesama," kata Wishnu Dewanto.