Begini Cara Ade Fitrie Kirana Memaknai Hari Kartini

Ade Fitrie Kirana memaknai Hari Kartini dengan mencatat perjalanan hidup RA Kartini.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 21 Apr 2019, 14:20 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 14:20 WIB
Ade Fitrie Kirana (ist)
Ade Fitrie Kirana (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Kartini dianggap Ade Fitrie Kirana sebagai momentum yang tepat untuk melanjutkan perjuangan Kartini untuk membangkitkan derajat kaum wanita Indonesia.

Bintang sinetron Islam KTP SCTV ini berusaha meneladani setiap perjuangan yang dilakukan RA Kartini demi kemajuan perempuan di Indonesia.

"Hari Kartini bagi kaum wanita yaitu sebagai pengingat bahwa bangsa Indonesia pernah memiliki seorang wanita pelopor pejuang keadilan untuk kaum perempuan Indonesia yang bernama Raden Ajeng Kartini," kata Ade Fitrie Kirana melalui telepon di Jakarta, Minggu (21/4/2019).

"Beliau adalah seorang Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia yang terkenal gigih memperjuangkan emansipasi atau kesetaraan gender selama hidupnya. Hari Kartini memiliki makna yang begitu besar bagi kaum perempuan di Indonesia sehingga hari kelahiran beliau terus diperingati untuk menghormati jasa-jasanya pada Bangsa Indonesia," dia menambahkan.

 

 

Pelajaran Penting

Ade Fitrie Kirana (ist)
Ade Fitrie Kirana (ist)

Ade Fitrie Kirana mencatat sejumlah pelajaran penting dari sosok Kartini untuk diteladani perempuan masa kini.

"Mengenang Kartini bukanlah mengenang keningratan darah nya, namun mengenang keningratan cara pikirnya dan budi Kartini," kata Ade Fitrie Kirana.

Setidaknya, Ade Fitrie Kirana melanjutkan, ada empat hal yang penting agar makna Hari Kartini bisa aktual dan relevan. Pertama, Kartini merupakan seorang yang berpikir maju tentang masa depan, dan itu terjadi karena Kartini sangat kuat mendorong pentingnya pendidikan untuk perempuan.

"Kedua, Kartini menentang diskriminasi gender yang tumbuh dari cara pandang feodal. Itu berarti perayaan Hari Kartini sama saja dengan merayakan Hari antidiskriminasi gender. Ketiga, Kartini adalah perempuan yang menulis tentang bangsanya dan tentang kaumnya. Keempat, Kartini wafat tepat empat hari setelah melahirkan. Bila dikaitkan saat ini dimana angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi, maka itu bisa sekaligus menginspirasi gerakan kita untuk memperbaikinya," Ade Fitrie Kirana memungkasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya