Liputan6.com, Jakarta - Ririn Ekawati selalu antusias menyambut Lebaran. Salah satunya, karena bisa bermaaf-maafan dengan keluarga serta kerabat.
Menurut Ririn Ekawati, minta maaf bisa kapan saja, tak harus menunggu Lebaran. Namun, Lebaran momen emas yang mengingatkan Ririn Ekawati untuk memiliki hati yang legawa dan mau mengampuni orang lain.
Tahun ini, Ririn Ekawati merayakan Lebaran di Jakarta. Selain bermaaf-maafan, Ririn Ekawati punya tradisi lain saat Hari Kemenangan. Ririn Ekawati menyiapkan dua masakan istimewa yakni coto Makassar dan soto Banjar.
Advertisement
“Soto Banjar buatan Mama. Kalau coto Makassar kami pesan di juru masak langganan keluarga. Dua hidangan ini wajib ada saat Lebaran. Habis menjalankan salat Id, kami bersalaman lalu menuju meja makan. Di sanalah ikatan silaturahmi kami makin dipererat,” ungkap Ririn Ekawati dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com, pekan ini.
Baca Juga
Opor Ayam
Lebaran bagi masyarakat Indonesia identik dengan opor ayam. Namun tak ada opor ayam di rumah Ririn Ekawati.
“Setiap rumah punya tradisi Lebaran masing-masing. Di rumah saya, adanya soto Banjar dan coto Makassar. Nah, biasanya di hari Lebaran saya mengunjungi tetangga untuk maaf-maafan. Di rumah mereka sering dihidangkan opor ayam. Saya makan opor ayam di rumah tetangga saja. Hahaha,” seloroh bintang film Di Balik 98.
Advertisement
Kirim Doa
Diakui Ririn Ekawati, dua tahun terakhir ia merasa ada yang kurang saat Lebaran. Pasalnya, dua tahun lalu sang suami, Ferry Wijaya meninggal dunia setelah berjuang melawan leukemia alias kanker darah.
Ferry Wijaya meninggal tak lama setelah menjadi mualaf dan menikahi Ririn Ekawati. Dua tahun berlalu sejak kepergian suami, duka masih tersisa di benak Ririn Ekawati.
“Suami saya sudah enggak ada. Dia belum lama menjadi mualaf. Dia masih banyak belajar tentang Islam. Apa saja doa yang mesti disampaikan, yang boleh dan tidak boleh selama berpuasa, persiapan Lebaran termasuk salam tempel yang mirip bagi-bagi angpao untuk anak-anak?” sambung Ririn Ekawati. Ia menambahkan, “Lebaran tahun lalu rasanya sedih banget. Tapi sekarang sudah bisa menerima kenyataan. Kapan pun kalau ingat dia, saya mengirim doa.” (Wayan Diananto)