Liputan6.com, Jakarta - Salah satu yang menarik dari film Perempuan Tanah Jahanam, penampilan Ario Bayu sebagai Ki Saptadi. Ia dalang wayang kulit yang kerap manggung di desa-desa lain.
Ario Bayu tampak pas memerankan karakter ini. Di sejumlah adegan, ia mengenakan beskap warna hijau, belangkon, berikut keris yang bersarang di punggungnya, sebelum memulai pertunjukan.
Advertisement
Baca Juga
Ario Bayu mengaku tak asing dengan busana adat Jawa. Momen yang membuatnya bergetar, saat memasang belangkon di kepala.
“Kostum menjadi elemen penting di saat kita ingin menghidupkan karakter. Ada satu adegan di mana Ki Saptadi memakai belangkon. Saat memakai belangkon, saya merasa tergetar. Saya seperti masuk ke dimensi lain, begitu,” beri tahu Ario Bayu kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Ada Getaran
Getaran dari belangkon itu menyadarkan Ario Bayu bahwa ia telah memasuki alam Ki Saptadi. “Saat itu saya berkata dalam hati: Wah saya sudah masuk ke karakternya,” sambung bintang film Soekarno: Indonesia Merdeka.
Advertisement
Butuh Dukungan Kostum
Momen ini menyadarkan Ario Bayu, sebagus apa pun fisik seorang aktor, ia tetap butuh dukungan kostum untuk menghidupkan tokoh. Mengenakan beskap, belangkon, dan keris sebenarnya pernah dilakukan Ario Bayu di film biografi Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta.
Beda
Film karya Hanung Bramantyo itu mengisahkan perjuangan Raja Kerajaan Mataram yang kemudian menjadi salah satu pahlawan nasional.
“Tapi ini beda dengan Sultan Agung yang saya perankan tahun lalu. Soalnya Sultan Agung kastanya paling tinggi, corak kain batik yang dikenakan untuk bawahan keren banget, eranya beda, itu kan lebih dari 300 tahun yang lalu,” Ario Bayu menyambung.
Advertisement
Harapan
Beskap dan belangkon di Perempuan Tanah Jahanam terkait dengan profesi Ki Saptadi sebagai dalang sebuah desa.
“Saya berharap film ini menjumpai banyak penonton. Ini beda dari horor kebanyakan,” pungkas Ario Bayu.
(Wayan Diananto)