Liputan6.com, Jakarta - Penabuh drum cilik Devano Gabriel berhasil menjadi grand champion Drum Off Global di kejuaraan Singapore Drum Fest 2019. Ia menjadi juara untuk kategori super junior (batas usia maksimal 8 tahun).
Puluhan peserta dari penjuru dunia berhasil disisihkan oleh Devano Gabriel. Ia mengalahkan para finalis cilik lain dari Eropa, Amerika, hingga Asia pada kontes yang berlangsung sejak 28 hingga 31 Agustus itu.
Advertisement
Baca Juga
Menariknya, Devano Gabriel dan para peserta cilik lain saat itu dinilai oleh 13 juri yang terdiri dari drummer ternama. Beberapa di antaranya adalah Eloy Casagrande drummer Sepultura, Jared Falk pemilik Drumeo, SDJ Malik, Lim Yong Hoon dari Korea, dan Thomas Pridgen.
Ada enam kategori lomba dalam Drum-Off Global 2019, yakni, super junior (yang diikuti Devano), junior, intermediate, girls, open, dan rhythm duo.
Sejak Dua Tahun
Lahir 22 Juli 2012, putra Ashary Toffany dan Novita ini menggeluti dunia musik sejak masih berusia dua tahun. Umur Devano Gabriel saat ini masih tujuh tahun.
Di usia sedini itu, Devano sudah menyukai video-video aksi drummer rock Indonesia seperti Ikmal Tobing hingga video Aliando saat bermain drum. Bahkan ia cenderung suka memainkan lagu-lagu Avenged Sevenfold, Dream Theater, Guns n Roses, hingga Bon Jovi.
Soal prestasi, Devano sudah meraih gelar juara di berbagai kompetisi. Ia pernah menyabet juara 1 di ajang Drum Competition Kids, Samarinda dan Talent Show Aston Hotel, Balikpapan.
Advertisement
Diundang ke Kanada
Setelah menjadi grand champion di kejuaraan Singapore Drum Fest 2019, Devano mendapatkan undangan untuk rekaman di Studio Drumeo, Vancouver, Canada. Ia beserta pemenang utama dari kategori lain mendapat undangan rekaman di Kanada pada 25 Oktober.
Dinaungi oleh Drumeo selaku wadah artis-artis drum terbaik internasional, mereka akan rekaman di studio milik Jared Falk, Drumeo HQ.
Selain kesempatan rekaman dan tampil di Kanada, setiap pemenang mendapat piala khusus berbentuk Cymbal Trophy. Kemudian, headset dan aksesori drum seperti pedal, tas, dan lainnya. Jika dinominalkan, hadiah ini sekitar Rp 25 juta. “Tapi yang prestisius bisa tampil dan rekaman di Kanada. Seluruh drummer di dunia mengejar kesempatan itu,” bebernya.
Babak Final
Sebelum ke Singapura, Devano sempat berlatih selama beberapa kali dalam seminggu. Ia baru intens latihan setiap hari menjelang kompetisi.
“Kami berangkat ke Singapura sekitar empat hari untuk ikut semua tahapan kontes,” sebut sang ayah, Ashari Toffani kepada wartawan di Jalan Pangeran Antasari, Balikpapan.
Tak disangka, pada kompetisi internasional pertamanya, Devano berhasil masuk hingga babak final. Total ada 12 orang yang masuk tahapan akhir tersebut. Meski begitu, dia masih tampil baik seperti biasa. “Ada rasa deg-degan,” ucap Devano sambil tersenyum malu.
Selama babak semifinal dan final, Devano menyuguhkan penampilan selama 5 menit. Tantangannya, peserta harus menabuh drum mengikuti partitur atau video yang diujikan. Dewan juri akan menilai dari sisi kemampuan sampai penampilan keseluruhan. Apiknya, permainan drum ini berhasil menaklukkan hati juri.
Menurut dia, kesulitan justru dari semua kompetitor yang memang bermain cukup bagus. “Terutama Taiwan dan Tiongkok terlihat menguasai,” katanya.
Advertisement
Tingkat Nasional
Devano sebelumnya sudah malang melintang mengikuti beragam kontes. “Setahun bisa ikut 5–6 kali lomba,” ujar Devano.
Namun untuk kompetisi tingkat internasional, Devano memang baru kali pertama mencoba di Drum-Off Global 2019. Sementara untuk acara di Tanah Air, ia meraih juara dalam Indonesia Drum & Perkusi Festival (IDP Fest) 2019 di Jakarta.
Juri yang menilai antara lain Magi /RIF, Jelly Tobing, sampai Ikang Fawzi. “Memang suka drum, tidak ada bosan,” kata Devano.