Sapardi Djoko Damono akan Dimakamkan Sore ini di Bogor

Jenazah sastrawan Sapardi Djoko Damono akan dikebumikan di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor, Jawa Barat sore ini juga.

oleh Sapto Purnomo diperbarui 19 Jul 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 13:30 WIB
[Bintang] Sapardi Djoko Damono
Preskon film Hujan Bulan Juni (Nurwahyunan/bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Sastrawan kenamaan Tanah Air, Sapardi Djoko Damono, meninggal dunia, Minggu (19/7/2020). Penulis "Hujan Bulan Juni" itu mengembuskan napas terakhirnya di usia 80 tahun, setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Eka Hospital, BSD, Tangerang.

Rencananya, Jenazah Sapardi Djoko Damono akan dimakamkan di Bogor, Jawa Barat, tepatnya di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong. Minggu sore. Hal itu diungkapkan oleh penulis sekaligus musisi Reda Gaudiamo.

"Sesuai rencana keluarga jenazah akan dimakamkan sore hari ini Bakda Ashar di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor," kata Reda, Minggu (19/7/2020).

Tanpa Pelayat

[Bintang] Sapardi Djoko Damono
Preskon film Hujan Bulan Juni (Nurwahyunan/bintang.com)

Sebelum dimakamkan, jenazah akan dibawa terlebih dahulu ke rumah duka di Kompleks Doesen UI Ciputra, Jalan Ir. H. Djuanda, Ciputat, Tangerang Selatan. Namun Reda menjelaskan, sesuai prosedur pelayat tidak diperkenankan hadir dalam pemakaman sesuai protokol kesehatan Corona Covid-19.

"Dengan segala hormat, pelayat tidak diperkenankan mengantarkan atau hadir di pemakaman, sesuai protokol kesehatan dari pemerintah serta persyaratan dari pihak pemakaman," ucap Reda.

 

 

Berkarya

Sapardi Djoko Damono
Penyair Sapardi Djoko Damono tengah berjalan ke makam pelukis Jeihan Sukmantoro untuk melakukan ziarah di kawasan Padasuka, Kota Bandung. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Dari laman Wikipedia miliknya, Sapardi Djoko Damono lahir di Solo pada 20 Maret 1940 silam. Sejak muda, ia telah melahirkan sejumlah karya yang dikirim ke media. 

Difilmkan

Sapardi Djoko Damono
Penyair Sapardi Djoko Damono berfoto di depan makam pelukis Jeihan Sukmantoro. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Buku kumpulan puisinya yang paling dikenal publik, Hujan Bulan Juni, diterbitkan pada 1994 dan diterjemahkan ke sejumlah bahasa. Hujan Bulan Juni juga dibuat sebagai novel, dan menjadi pondasi film dengan judul sama yang dirilis pada 2017.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya