Liputan6.com, Jakarta Ibnu Jamil baru saja menikahi Ririn Ekawati. Keduanya resmi menjadi pasangan suami istri setelah menikah pada Sabtu (30/1/2021). Pasangan artis ini dipersatukan setelah lama saling mengenal.Â
Kini Ibnu Jamil sudah berperan sebagai kepala keluarga dalam kehidupan Ririn Ekawati. Baru-baru ini, Ibnu Jamil memberikan sebuah pengakuan terkait pekerjaan sang istri di dunia hiburan.
Ingin tahu seperti apa pengakuan dari Ibnu Jamil mengenai masa depannya bersama dengan Ririn Ekawati? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Advertisement
Â
Baca Juga
Tak BatasiÂ
Sebagai seorang suami sekaligus kepala rumah tangga dalam keluarga kecilnya, Ibnu Jamil mengaku tak akan pernah membatasi pekerjaan sang istri di dunia hiburan. Hal tersebut disampaikan oleh Ibnu Jamil pada media ketika dirinya sudah resmi mempersunting Ririn Ekawati sebagai istrinya lantaran memang sudah melewati perjalanan panjang demi meraih karier yang saat ini berhasil dibangun.Â
"Kalau untuk mengubah (pekerjaan) kayaknya berat, kita jalani aja," kata Ibnu Jamil di kanal YouTube miliknya.
Â
Advertisement
Saling Tahu
Dunia hiburan Tanah Air bak sebuah bagian yang tak terpisahkan dari hidup Ririn dan Ibnu. Mengingat perkenalan mereka hingga pada akhirnya menikahpun lantaran bekerja dalam satu bidang yang sama sebagai seorang publik figur dan artis.Â
"Kita tahu nih kerjaan saya seperti apa, kerjaan Ririn seperti apa, kalau membatasi atau melarang belum ada," lanjut dia.
Â
Komunikasi
Ibnu berpendapat bahwa komunikasi menjadi salah satu hal yang paling penting. Menghormati serta mengkomunikasikan segala hal harus dilakukan dengan cara yang terbuka.Â
Ia mengaku dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik maka setiap masalah akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa harus melarang pasangan dalam karier atau hal yang lain.
"Kita saling respect, saling jujur, yang penting adalah komunikasi," ucap Ibnu Jamil.
Â
Advertisement
Tetap Berkomunikasi
Lebih lanjut, suami sah Ririn Ekawati ini juga mengatakan bahwa apabila terjadi ketidaknyamanan di antara mereka berdua, harus tetap dikomunikasikan. Hal tersebut agar keduanya dapat bisa saling melakukan koreksi diri masing-masing.Â
"Apapaun ketidaknyamanan itu harus dikomunikasiin," pungkas Ibnu.