Liputan6.com, Jakarta Dua Garis Biru merupakan sebuah dil layar lebar tanah air yang dirilis pada tahun 2019 lalu. Mengangkat tema isu sosial yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat, menjadikan film ini menjadi salah satu film melodrama paling populer.
Awal kemunculannya, Dua Garis Biru dianggap sebuah film yang menjerumuskan. Padahal film garapan Gina S. Noer ini sarat akan pesan moral yang mendalam bagi para penontonnya. Dimana sebuah pernikahan dini sering dianggap menjadi sebuah problem.
Film ini sendiri juga dibintangi oleh aktor dan aktris muda ternama tanah air. Angga Yunanda dan Zara Adisty didapuk menjadi dua bintang utama dalam film ini. Duet akting mereka tentunya akan menambah warna dalam film ini.
Advertisement
Bercerita tentang dua remaja yang saling jatuh cinta, namun pada akhirnya petaka membawa keduanya untuk memiliki jalan hidup berbeda dari remaja pada umumnya. Sebelum nonton film Dua Garis Biru di Vidio, ada baiknya untuk menyimak sedikit review dari film terpopuler tahun 2019 ini.
Saksikan video pilihan berikut ini
Jalan cerita yang tak berbelit-belit
Dua Garis Biru, memiliki alur cerita yang cukup padat dan jelas. Gina S. Noer berhasil menyusun kisah dalam film ini tanpa menggantung-gantung atau bahkan terlalu bertele-tele dalam ceritanya.
Gina S. Noer memang mengawali karirnya di dunia perfilman tanah air dengan cukup matang. Sebelum menjadi sutradara dalam film ini, ia telah menulis naskah beberapa film ternama seperti Ayat-ayat Cinta (2008), Hari untuk Amanda (2010), Posesif (2017), Kulari ke Pantai (2018), dan Keluarga Cemara (2018).
Dua Garis Biru bukan film yang cerewet alias tidak banyak dialog. Hebatnya, demi efektivitas, Gina meramu semuanya untuk bisa berbicara meski tidak lewat kata-kata. Seperti, adegan dua orang yang saling tatapan, atau mimik wajah karakter, semuanya menyampaikan suatu pesan.
Advertisement
Totalitas para bintang dalam memerankan sebuah karakter
Bisa dibilang debut Zara Adisty atau yang dikenal dengan Zara JKT 48 dalam film ini memang perlu mendapatkan tepuk tangan. Pasalnya, karakter Dara berhasil ia bawakan dengan semestinya. Bahkan di film ini, karakter utama yang dimainkan Zara benar-benar terlihat seperti pada remaja yang sedang merasakan kegundahan.
Angga Yunanda yang juga memerankan Bima sebagai karakter utama pria. Angga berhasil memerankan Bima dengan apik sebagai remaja laki-laki yang sudah harus memimpin sebuah rumah tangga dan juga menjadi tulang punggung keluarga.
Kemudian para aktor dan aktris senior yang turut membintangi film ini yang diantaranya, Cut Mini dan Arswendy Bening Swara sebagai orangtua Bima, serta Lulu Tobing dan Dwi Sasono sebagai orangtua Zara. Mereka menjadi gambaran orangtua yang berbeda strata dalam menghadapi masalah.
Menghadirkan konsep visual yang memukau
Dua Garis Biru juga memberikan efek visual dengan menghadirkan nuansa dan suasana dengan begitu terperinci. Jangan harap jika menonton film ini, akan terasa suasana yang suram. Justru film ini menghadirkan berbagai macam warna dimana akan memberikan harapan kepada orang-orang dengan hal yang serupa.
Latar dua karakter utama yang diperlihatkan juga sangat terasa hidup. Bagaimana Dara yang merupakan perempuan dari keluarga kaya dengan cara elegan menyikapi permasalahan tersebut. Berbeda dengan Angga yang merupakan pacar Dara yang juga satu sekolah, namun ia merupakan orang dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah perkampungan.
Pemilihan soundtrack juga tidak neko-neko. “Jikalau” dari Naif, “Biru” dari Banda Neira, “Sulung” dari Kunto Aji, “Growing Up” dari Rara Sekar, “Sorry” dari Pamungkas, dan “Muda, Tangguh, dan Perkasa” dari Angsa & Serigala. Semuanya, menyatu.
Advertisement
Sarat akan pesan moral yang mendalam
Gina S. Noer tidak main-main dalam menggarap film yang satu ini. Sembilan tahun lamanya ia persiapkan untuk Dua Garis Biru agar tidak menjadi sebuah film yang hanya lewat semata. Hal yang paling ia tekankan adalah sebuah pesan kepada semua orang terutama bagi mereka yang pernah mengalami kejadian seperti ini.
Dalam film ini diperlihatkan bagaimana sebuah keluarga mau memaafkan kesalahan sang anak, atau bahkan orang tua yang tetap memberikan cinta kepada anaknya meski dengan kesalahan terberat sekali pun.
Tidak hanya itu, film Dua Garis Biru juga menjadi desakan Gina untuk para pihak yang bertanggung jawab agar lebih serius mengurangi jumlah kesalahan fatal seperti kehamilan dini pada remaja Indonesia.
Kesalahan itu bisa berujung pada kematian ibu atau bayinya, menambah jumlah angka pelajar yang putus sekolah, lingkaran kemiskinan, bahkan kekerasan dalam rumah tangga karena ketidaksiapan pernikahan dini.
Nonton film Dua Garis Biru eksklusif di Vidio
Nah, itu dia sedikit review singkat mengenai film yang bertema isu sosial yang kerap dialami para remaja ini. Buat Anda yang sudah tidak sabar untuk nonton Dua Garis Biru, darama layar lebar ini sudah bisa disaksikan melalui platform streaming Vidio.
Segera download aplikasi Vidio sekarang juda dan jangan lupa berlangganan Vidio Premier Platinum untuk menonton berbagai macam tayangan menarik sepuasnya bebas ikln, karena kini semua ada di Vidio.
Advertisement