Cinema XXI Ajak Masyarakat Kembali ke Bioskop, Gandeng Nusantics untuk Keamanan Bioskop

Hasil penelitian startup bioteknologi Nusantics menyatakan sampel udara di bioskop Cinema XXI aman dari partikel virus SARS COV-2 serta mutasinya.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 30 Mar 2021, 22:18 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2021, 18:18 WIB
Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka merayakan Hari Film Nasional, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk #KembalikeBioskop Cinema XXI bersama dengan startup bioteknologi Nusantics melakukan penelitian bersama untuk mendeteksi kemungkinan adanya virus SARSCOV-2 dalam udara di studio bioskop.

Sebelumnya, Nusantics juga tergabung dalam gugus tugas penanggulangan pandemi yang dibentuk oleh BPPT. Nusantics merancang desain utama PCR test kit untuk mendeteksi COVID-19 dengan strain virus lokal dan mutasi terbaru yang kemudian diproduksi oleh Biofarma dan telah digunakan di seluruh Indonesia sejak April 2020.

Revata Utama selaku Chief of Technology Officer (CTO) Nusantics mengatakan, “Kami sangat berterimakasih kepada Cinema XXI yang telah mempercayakan kapabilitas Nusantics di bidang riset dan teknologi microbiome untuk meneliti udara dalam bioskop."

"Kerjasama inimerupakan bentuk dukungan kami agar industri film tanah air dapat bangkit kembali dan hasilnya dapat menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk #KembalikeBioskop dengan aman, karena Cinema XXI telah menjalankan protokol kesehatan dengan baik,” lanjutnya.

Tak Ditemukan

Nusantics dan Cinema XXI
Kerjasama Cinema XXI dan Nusantics. (Dok. IST)

Dengan pengalamannya sebagai medical diagnostic scientist, Revata memimpin tim peneliti di Nusantics untuk melakukan berbagai riset salah-satunya yang berfokus pada pengembangan riset diagnostik terkait microbiome (kumpulan bakteri, virus, jamur dan arkea) dengan lingkungan, kesehatan manusia, hingga kecantikan.

Tim peneliti dari Nusantics melakukan pengambilan sampel udara dengan sebuah alat khusus di lima lokasi bioskop Cinema XXI pada 23 - 27 Maret 2021. Pengambilan sampel dilakukan sebelum jam tayang pertama dan setelah jam tayang terakhir di studio bioskop. Hasilnya, TIDAK DITEMUKAN partikel virus SARS COV-2 atau mutasinya seperti B.1.1.7, B.1.351, E484K dan D614G pada bioskop XXI yang diteliti.

 

Dukungan

Nusantics dan Cinema XXI
Kerjasama Cinema XXI dan Nusantics. (Dok. IST)

Mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, juga menyatakan dukungannya untuk kebangkitan industri perfilman.

“Jangan jadikan pandemi sebagai penghalang bagi kemajuan industri film tanah air. Kita harus tetap mendukung pelaku industri untuk dapat berkaryadan memastikan karyanya dinikmati masyarakat. Protokol dan upaya pencegahan harus tetap dijalankan, tetapi riset seperti ini juga penting dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisidi lapangan demi keamanan bersama,” ujarnya.

 

Imbauan

Menurutp pernyataan, Dewinta Hutagaol, Head of Corporate Communications & Brand Management Cinema XXI menyampaikan imbauannya.

“Dengan hasil tersebut, kami semakin semangat menyambut masyarakat #KembalikeBioskopuntuk menuntaskan kerinduan dalam menikmati pengalaman menonton di bioskop. Lebih lanjut kami berharap, bioskop sebagai hilir dari industri Perfilman Nasional dapat kembali memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan perfilman tanah air dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

"Dengan demikian, industri perfilman bangsa dapat kembali bangkit. Meski aman, kami tetap mengimbau penonton setia Cinema XXI untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan saat berkunjung ke bioskop dan menunda pergi ke bioskop bila merasa kurang sehat,” pungkasnya.

 

Sempat Tumbuh Pesat

Pada tahun 2019, industri perfilman Indonesia sedang bertumbuh dengan sangat pesat, sejalan dengan data dari filmindonesia.or.id yang menyatakan bahwa film Nasional ditonton oleh hampir 52 juta orang. Namun, semuanya berubah ketika pandemi melanda dunia tahun 2020 lalu.

Seluruh industri, termasuk industri perfilman di Indonesia harus berhenti sejenak untuk mendukung kesembuhan bangsa. Setelah melalui berbagai penyesuaian peraturan terkait pergerakan sosial, adaptasi kebiasaan baru serta proses vaksinasi selama satu tahun masa pandemi, harapan itu kembali hadir.

Berbagai sektor industri mulai kembali bangkit. Sayangnya, industri perfilman nasional masih belum bergerak secara optimal, terlihat dari jumlah perolehan film nasional yang hingga Maret 2021 baru dinikmati oleh sekitar 445 ribu penonton. Salah satu faktor penyebab di antaranya stigma negatif mengenai kegiatan menonton di bioskop.

Padahal, sebagai hilir dari industri perfilman nasional, bioskop mengedepankan keamanan dan kenyamanan pengunjung dan seluruh karyawan. Komitmen untuk membuat penonton merasa aman dan nyaman diwujudkan melalui penerapan protokol kesehatan secara ketat sesuai dengan anjuran Pemerintah Pusat dan Daerah, proses disinfeksi ruangan secara berkala, pemasangan lampu UV – C serta memperhatikan proses sirkulasi udara (memastikan supply fresh air) dalam ruangan bioskop.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya