Liputan6.com, Seoul - Si bungsu dalam SM Entertainment, aespa, baru saja comeback dengan "Savage." Istimewanya, Ningning dkk kembali ke jagat K-Pop berdekatan dengan setahun debut mereka lewat "Black Mamba" pada November 2020.
Meski masih terbilang anak bawang di industri hiburan Korea, tapi aespa sudah mulai menunjukkan taringnya. Hingga 4 Oktober kemarin, stock pre-order mini album mereka sudah mencapai 401.088 kopi.
"Aku sangat kaget mendengar stock pre-order [albumnya] melewati angka 400 ribu. Aku tak mengira kami akan menerima banyak perhatian karena ini adalah album pertama kami," kata Karina aespa dalam konferensi pers yang digelar Selasa (5/10/2021) kemarin, diwartakan Soompi.
Advertisement
Â
Baca Juga
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
SMCU
Dalam momen yang sama, kuartet ini menceritakan beragam hal mengenai lagu baru mereka. Salah satunya mengenai makna lagunya yang berkaitan dengan narasi dalam SMCU, alias SM Culture Universe.
"'Savage' adalah lagu yang menunjukkan pertarungan dahsyat melawan Black Mamba, jadi kami mencoba tampil dengan lebih relaks tapi penuh kekuatan," kata Ningning.
Sekadar mengingatkan, Black Mamba diceritakan sebagai musuh besar para personel aespa.
"Awalnya Black Mamba muncul, lalu ceritanya menampilkan kami di padang rumput. Kemudian dengan bantuan Navis, kami melawan Black Mamba," Giselle bercerita.
Advertisement
Lee Soo Man Turun Tangan
Yang menarik, bos besar SM Entertainment yakni Lee Soo Man, turun tangan secara langsung untuk memoles "Savage." Salah satunya adalah koreografi dalam lirik ‘You can’t beat me, tsk tsk.’
"Bagian penting ini diarahkan oleh Lee Soo Man. Kami merekan chorus-nya sebagai 'zzzzz', tapi ia ingin agar bagian ini menjadi titik menonjol di lagunya, jadi kami merevisinya sebagai 'tsk tsk'," kata Karina.
Bukan Tandingan Aespa
Penggantian lirik ini bertujuan untu mempertajam pesan dalam lirik lagunya.
"Saat kami mengatakan 'Aku merasa kasihan kepadamu' kami berkata 'tsk tsk.' Jadi pesannya berubah, bahwa Black Mamba tak bisa ditandingi dengan kami," Karina menambahkan.
Advertisement
Tatapan Penghancur Kamera
Jalinan cerita dalam lagu ini, membuat para personel aespa mesti mengatur bahasa tubuhnya di depan kamera.
"Kami berakting seakan kameranya adalah mata Black Mamba dan dia melata [di lantai] sambil memandang kami. Kami mencoba menari sambil memberi tatapan intens kepada kamera seakan kami akan menghancurkannya," kata Winter.