Resensi Film Makmum 2: Paruh Pertama Intens dan Mencekam, Babak Akhir Agak Kehebohan

Makmum 2 melanjutkan kisah sukses jilid perdana yang mencetak box office bersama lebih dari 800 ribu orang pada 2019. Berikut resensi film Makmum 2.

oleh Wayan Diananto diperbarui 02 Jan 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2022, 16:30 WIB
Poster film Makmum 2.
Poster film Makmum 2. (Foto: Dok. Dee Company)

Liputan6.com, Jakarta Melanjutkan kisah sukses jilid perdana yang meneror 800 ribuan penonton, Makmum 2 karya sineas Guntur Soeharjanto menyapa bioskop Indonesia sejak Kamis (30/12/2021).

Film yang dibintangi Titi Kamal ini syuting di Kampung Adat Kuta, Jawa Barat, meski ceritanya berlatar Jawa Timur. Pandemi Covid-19 kala itu tak memungkinkan pemain dan kru bergerak terlalu jauh.

Diharapkan sesukses pendahulunya atau menjadi film Indonesia pertama yang tembus sejuta penonton di tengah wabah, sebagus apa Makmum 2? Berikut review film Makmum 2.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Bude Yanti Meninggal

Makmum 2.
Titi Kamal sebagai Rini dalam film Makmum 2. (Foto: Dok. Dee Company)

Kehilangan seolah tak henti menghantui Rini (Titi Kamal). Setelah ditinggal mati suami tiga tahun silam, ia ditelepon Alif (Samuel Rizal) yang kini tinggal di Desa Suayan. Dari ujung telepon, Alif mengabarkan Bude Yanti meninggal dunia.

Mau tak mau, Rini dan anaknya, Hafiz (Jason Bangun) mudik ke desa yang warganya menolak kehadiran listrik. Pemakaman selesai digelar. Warga menggunjing Yanti meninggal akibat nekat memasuki hutan Larangan. Rini yang mendengar, menyimpan perkara itu dalam hati saja.

Di sana, Hafiz bermain dengan Afdal (Muhammad Fauzan), Iwan (Yusuf Ozkan), dan seorang bocah kurus kering berkaki pincang. Suatu hari, mereka bermain petak umpet hingga masuk ke hutan Larangan. Sempat dicari warga desa, anak-anak ini ditemukan tak sadarkan diri lalu kesurupan.

Rini yang syok berat mulai mencari informasi seputar hutan Larangan ke tetangga, dari Aisyah (Marcella Zalianty), Lastri (Dea Panendra) hingga Mbah Zahar (Otig Pakis). Perlahan, Rini paham ada sesuatu yang mengerikan di dalam hutan.

Tetap Saja Bikin Panik

Makmum 2.
Dea Panendra sebagai Lastri dalam Makmum 2. (Foto: Dok. Dee Company)

Harus diakui, dua per tiga awal film ini menarik. Kejelian Rafki Hidayat dalam menyusun naskah dan menebar “ranjau” teror di sejumlah adegan efektif membangun ketegangan.

Makhluk terbungkus kain putih di belakang Rini yang sedang salat, meski lebih dari sekali muncul, tetap saja bikin panik. Teknik makhluk ini memperlihatkan kehadirannya pun bervariasi, dari muncul betulan hingga sekedar memberi klu bahwa dia eksis.

Klu ini pun datang tepat waktu hingga jatung rasanya mau copot.

Kesan Tangguh

Makmum 2.
Marcella Zalianty sebagai Aisyah dalam Makmum 2. (Foto: Dok. Dee Company)

Hal lain yang patut diapresiasi, ekspresi Titi Kamal ikut mengabari penonton bahwa ada yang tak beres di rumahnya. Air muka Titi Kamal dari curiga, berubah menjadi takut, lalu panik sejadi-jadinya membuat penonton ikut heboh sendiri.

Di tangan Titi Kamal, karakter Rini memperlihatkan kesan tangguh meski berkali tampak pula sisi rapuh. Sejuah ini, menyerah memang bukan pilihan Rini. Ia sadar betul, hidup harus berlanjut.

Babak Akhir Kehebohan

Makmum 2.
Samuel Rizal sebagai Alif dalam Makmum 2. (Foto: Dok. Dee Company)

Problem Makmum 2 baru muncul di babak akhir, ketika konflik mesti diselesaikan dan ternyata, jalan menuju ke sana kelewat heboh. Makmum 2 bergerak dari pola pikir sederhana bahwa kita mesti ucap permisi kalau mau masuk ke rumah orang.

Apalagi, sampai mengambil tanpa izin dan merusaknya. Anda harus mengembalikan atau mengganti. Namun visualisasi dari konsep ini di babak akhir terkesan berlarut-larut, cenderung bising.

Niatnya ingin memberi klimaks menjulang dan tak terlupakan. Hasil akhirnya cenderung bising padahal sudah kentara arahnya mau ke mana.

Tak Kan Bisa Dicuri

Makmum 2.
Salah satu adegan dalam Makmum 2. (Foto: Dok. Dee Company)

Andai bisa dirapikan, tidak bertele-tele alias sok rumit di pengujung cerita, Makmum 2 bisa jadi lompatan yang memperbaiki pencapaian pendahulunya. Plus, aksen sejumlah pemain dalam melafalkan dialog Jawa Timur-an masih kurang lancar.

Selebihnya, Makmum 2 terasa asyik. Film ini sudah punya fondasi cerita yang kuat dan hantu khas. Sosok makmum tidak akan bisa dicuri meski Rudy Soedjarwo pernah menampilkannya sekilas dalam Hantu Rumah Ampera.

Mudah Diterima, Familier

Makmum 2
Salah satu adegan dalam Makmum 2. (Foto: Dok. Dee Company)

Makmum 2 mudah saja diterima berkat ceritanya dekat dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim dan pastinya familier dengan aktivitas salat. Selentingan soal hantu makmum yang kerap terdengar adalah sinyal kuat untuk terkoneksi dengan penonton.

Kekuatan film ini memang terletak pada dua pertiga awal yang intens. Penonton seolah digiring masuk ke labirin teror. Meski babak akhir terkesan berlebih, penonton yang kadung terjebak tak mungkin berbalik arah. Tuntaskan hingga ke menit akhir.

 

 

Pemain: Titi Kamal, Samuel Rizal, Marcella Zalianty, Dea Panendra, Otig Pakis, Jason Bangun, Yusuf Ozkan, Muhammad Fauzan

Produser: Dheeraj Kalwani

Sutradara: Guntur Soeharjanto

Penulis: Rafki Hidayat

Produksi: Dee Company, Blue Water Films

Durasi: 1 jam, 32 menit

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya