Liputan6.com, Jakarta Deretan artis kawakan hingga hari masih terlihat di layar lebar maupun layar kaca. Dari sekian banyak aktris berusia senja, terseliplah nama Rina Hasyim. Wanita satu ini memang dikenal dengan wajah yang khas.
Tak hanya wajahnya, peran yang dimainkan oleh Rina Hasyim pun terbilang ikonis. Meskipun di masa mudanya ia jarang kebagian peran utama, seiring bertambahnya usia, Rina akhirnya dikenal dengan perannya sebagai seorang istri, ibu, tante, hingga nenek.
Seperti halnya aktor dan aktris kebanyakan, Rina Hasyim juga tak pilih-pilih genre film. Mulai dari drama, laga kolosal, komedi, hingga horor dijajalnya. Tak heran bila kiprahnya di dunia akting masih bertahan hingga hari ini.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perlu Diapresiasi
Rina Hasyim memiliki dedikasi yang sangat tinggi di industri film nasional. Bahkan, ia berkali-kali meraih penghargaan maupun sekadar masuk nominasi di Festival Film Indonesia. Bahkan, ia juga pernah menang di Festival Film se-Asia Pasifik.
Patutlah kita sebagai generasi masa kini untuk mengapresiasi dan tak melupakan sosok Rina Hasyim meskipun kini sudah berusia senja. Berikut jejak karier dan kehidupan seorang Rina Hasyim seperti melansir berbagai sumber.
Advertisement
Awal Karier
Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 22 April 1947, pemilik nama asli Rineke Antoinette Hassim ini besar di lingkungan keluarga asli Manado yang penuh disiplin serta tegas, seperti dilansir dari m2indonesia.com.
Sebelum ke dunia akting, Rina sempat menjajal olahraga bola voli serta di dunia musik sebagai pemain bass di grup band Dara Kusumah dan Diskonit.
Setelah lulus SMA di Makassar pada 1968, Rina membulatkan tekad mencari nafkah di Jakarta. Sebelum menjadi bintang film, ia terlebih dahulu bekera di kantor biro perjalanan.
Setelah berkenalan dengan idolanya, Rima Melati, Rina lantas terjun di dunia model hingga kemudian seorang rekan kerjanya memperkenalkan Rina dengan sineas kawakan Turino Junaidi dari Sarinande Film.
Bermain Film
Rina Hasyim kemudian bergabung dalam film Orang-Orang Liar yang rilis pada 1969. Di tahun yang sama, ia menikah dengan Christian Pattikawa, sineas dan produser film yang kala itu bekerja untuk TVRI.
Setelah anak mereka, Jean Pattikawa lahir pada 1970, Rina Hasyim semakin sering tampil di berbagai film layar lebar. Namun begitu, ia tampaknya lebih nyaman dengan peran-peran minor.
Ada beberapa judul film era 1970-an yang menautkannya sebagai aktris utama, yakni Kasih Sayang, Semalam di Malaysia, dan Pembalasan Si Pitung.
Advertisement
Peran Ibu
Memasuki era 1980-an, Rina yang sudah tergolong tak muda lagi, mulai sering kebagian peran sebagai wanita berumur. Misalnya dalam film Tante Garang, ia memerankan seorang bibi. Dalam film Secangkir Kopi Pahit, Rina memerankan janda beranak tiga.
Akibat Kanker Payudara merupakan salah satu film yang patut dicatat lantaran masuk nominasi Festival Film Indonesia 1988 di berbagai kategori. Sayangnya, Rina Hasyim yang masuk nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terbaik dengan perannya sebagai seorang ibu, gagal meraih piala.
Di era 1980-an, film-film lain yang membawa Rina pada peran utama adalah Bayi Ajaib dan Aku Benci Kamu.
Selama era 1990-an, Ria sempat menjadi sorotan saat tampil di film Zig Zag. Ia memenangkan kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 1991.
Peran Nenek
Peran seorang nenek didapatnya ketika Rina Hasyim berkecimpung di dunia sinetron era 2000-an. Memasuki usia paruh baya menuju senja, Rina memiliki gaya khas sendiri dalam berakting. Ia pun menjadi ikonis dalam perannya sebagai seorang ibu paruh baya atau nenek-nenek.
Contoh saja di sinetron Cucu Menantu yang mengudara di SCTV pada 2008 hingga 2009. Ada juga sinetron Terlanjur Cinta yang mengudara pada 2009 hingga 2010.
Bahkan, Rina Hasyim masih tampil bersama aktor-aktris muda masa kini dalam sinetron Buku Harian Seorang Istri yang hingga kini masih mengudara di SCTV sejak Januari 2021.
Tak hanya sinetron, sepanjang 2000-an dan 2010-an, Rina juga beberapa kali tampil di sejumlah film layar lebar sebagai seorang ibu atau nenek.
Advertisement
Prestasi
Film Semalam di Malaysia yang dirilis pada 1975, berhasil membuat Rina Hasyim meraih piala dalam Festival Film Indonesia 1976 sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik.
Di tahun yang sama, ia juga masih Runner Up 4 Aktris dalam penghargaan Aktor-Aktris Terbaik PWI berkat film Si Mamad.
Akibat Kanker Payudara yang rilis pada 1987 adalah pencapaian terbaik Rina Hasyim. Di Asia Pacific Film Festival 1987, ia menang kategori Aktris Pembantu Terbaik. Namun, nominasinya di FFI 1988 gagal diraihnya.
Rina Hasyim kembali meraih kemenangan dalam Festival Film Indonesia 1991 sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik berkat film Zig Zag.
Keluarga
Rina Hassyim diketahui memiliki seorang ibu yang sangat keras dalam mendidik putrinya. Sehingga, ia pun tumbuh menjadi pribadi yang disiplin. Namun begitu, ia pernah dimarahi oleh ibunda saat kedapatan tampil di atas panggung dengan rok mini.
Ayah Rina yang bernama John Hasyim, meninggal dunia di usia ke-85 pada 2007 silam karena kanker prostat dan pembengkakan usus.
Rina memiliki hubungan rumah tangga yang langgeng bersama sineas Christian Pattikawa sejak 1969. Namun, Christian Pattikawa telah meninggal dunia pada 1 Januari 2020 lalu.
Putri Rina dan Chris Pattikawa, Jaclin Jean June Pattikawa alias Jean Pattikawa, berkecimpung sebagai aktris dan penyanyi.
Dari rahim Jean, lahir tiga anak yang salah satunya adalah Cantika Abigail Santoso. Sehingga Rina adalah nenek dari Cantika yang juga personel G.A.C.
Advertisement
Golden Girls
Satu hal lagi yang membuat Rina Hasyim sempat menjadi sorotan masyarakat Tanah Air adalah popularitasnya sebagai salah satu sosialita paling menonjol pada eranya.
Bahkan, ia bersama Nani Widjaja, Connie Sutedja serta mendiang Ida Kusuma, sempat memiliki grup bernama Golden Girls. Keempatnya adalah artis-artis yang bersinar di era 1960-an hingga 1980-an.
Layak Jadi Legenda
Biarpun jarang mendapatkan peran utama di layar lebar maupun layar kaca, Rina Hasyim tetap mampu membuktikan dirinya sebagai artis kawakan yang layak dikenang di masa depan.
Maka dari itu, patutlah dedikasi Rina Hasyim sejak era 1960-an hingga awal 2020-an ini kita apresiasi dengan menyebutnya sebagai calon legenda perfilman Tanah Air.
Advertisement