Saat Arzeti Bilbina dan Cornelia Agatha Suarakan Bahaya BPA, Peringatkan Bahaya di Masa Depan

Arzeti Bilbina dan Cornelia Agatha sepakat untuk pelabelan bahaya BPA dalam kemasan plastik.

oleh Aditia Saputra diperbarui 15 Des 2022, 14:04 WIB
Diterbitkan 15 Des 2022, 07:30 WIB
Arzeti Bilbina dan Cornelia Agatha bersama dengan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait
Arzeti Bilbina dan Cornelia Agatha bersama dengan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait

Liputan6.com, Jakarta Arzeti Bilbina dan Cornelia Agatha bersama dengan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait serta Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) sepakat untuk pelabelan bahaya BPA dalam kemasan plastik. Ini dilakukan demi melindungi kesehatan bayi dan anak-anak Indonesia dari ancaman penyakit kanker, prostat, autism, radang otak sampai dengan gangguan janin, balita dan bayi. Arist Merdeka bahkan menegaskan, persoalan yang menyangkut kesehatan tidak boleh ditunda-tunda. 

Disampaikan Cornelia Agatha selaku Ketua Komnas PA DKI Jakarta, dirinya sangat mendukung langkah Arist Merdeka agar pemerintah segera mengesahkan Perka BPOM No 31 Tahun 2018. 

"Persoalan kesehatan anak yang paling cepat dirasakan dan paling banyak korbannya selalu di Jakarta. Kita tidak ingin segala sesuatu yang bisa dicegah sebaiknya dicegah," tegas pemeran Sarah di sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini melalui keterangannya, Selasa (13/12/2022). 

 


Mitra Kerja

Arzeti Bilbina dan Cornelia Agatha bersama dengan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait
Arzeti Bilbina dan Cornelia Agatha bersama dengan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PKB, Arzeti Bilbina menegaskan bahwa sebagai mitra kerja BPOM mendukung sepenuhnya langkah BPOM yang telah sigap mengatasi persoalan peredaran obat dan makanan. 

"Pada saat kasus Etilen Glikol mencuat, BPOM dengan sigap dan tepat mengatasi masalah tersebut. Kita tentu ingin kasus BPA tidak harus menunggu seperti Etilen Glikol. Kita harus mendukung BPOM sebagai regulator. Keputusan untuk mengubah Perka BPOM No 31 tahun 2018 pasti pertimbangan utama kesehatan," tandas Arzeti Bilbina. 

 


Akibat

Arzeti Bilbina
Arzeti Bilbina

Hal ini dikuatkan dengan Ketua PDUI (Persatuan Dokter Umum Indonesia) melalui Dr Catherine Tjahjadi yang merupakan jebolan Australian College of Nutritional and Environmental Medicine (ACNEM) Australia untuk berbicara di forum tersebut.  

"Kita sudah sampaikan berkali-kali dalam forum seminar - seminar tentang bahaya BPA. Hasil penelitian BPA dapat memicu kanker, kelahiran janin prematur, prostat, bahkan autisme. Kita tentu tidak ingin BPA dapat berakibat seperti Etilen Glikol pada obat berbentuk Sirup, " kata dr Catherine Tjahjadi. 

 


Konsumsi

Masih menurutnya, jika mengonsumsi makanan atau minuman dari kemasan yang mengandung BPA jika hanya sekali saja, mungkin tidak berpengaruh. 

"Akan tetapi jika terus menerus mengkonsumsi dari wadah yang mengandung BPA akan berbahaya. Itu sebabnya sebaiknya hindari wadah yang mengandung BPA. Saatnya Free BPA," sambungnya. 

Direktur PAUD Institute, Lia Latifa yang selalu berkecimpung dengan anak - anak, mengatakan anak - anak sangat rentan terpapar BPA, kepungan BPA dari segala penjuru, peran orangtua sangat dibutuhkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya