Kementerian PMK Apresiasi Film Kartu Pos Wini, Suguhkan Revolusi Mental Dalam Ceritanya

Penayangan film Kartu Pos Wini diapresiasi oleh Kementerian PMK

oleh Aditia Saputra diperbarui 15 Apr 2023, 22:39 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2023, 13:00 WIB
Poster film Kartu Pos Wini. (Foto: Dok. Instagram @denirawiraguna)
Poster film Kartu Pos Wini. (Foto: Dok. Instagram @denirawiraguna)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang dipimpin Muhadjir Effendy mengadakan nonton bareng film Kartu Pos Wini di XXI Plaza Senayan, baru-baru ini. Bersama dengan jajaran Kementerian, juga ikut serta 120 siswa, anak-anak sekolah. 

Nonton bareng ini merupakan kerjasama dengan Kemendikbud yang diagendakan setiap satu bulan sekali di hari Kamis, sebagai bentuk komitmen pemerintah mendukung film-film nasional dengan cerita pendidikan, keluarga dan juga kemasyarakatan serta yang menginspirasi. 

Namun sayangnya Menteri Muhadjir Effendy berhalangan hadir karena sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Kehadirannya diwakilkan oleh Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya PMK, Jazziray Hartoyo bersama dengan beberapa jajarakan di Menko PMK dan Kemendikbud. 

"Pak Menteri mendadak sekali ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Beliau berhalangan hadir. Mohon maaf sekali. Kami tadi nonton bareng film Kartu Pos Wini bersama dengan 120 siswa. Ini film sangat baik sekali cerita di dalamnya. Harusnya kita lebih banyak lagi membuat film-film seperti Kartu Pos Wini, kalau kita mau menjadi tuan rumah di negeri sendiri, harusnya film seperti ini. Kita harus membudayakan ini," kata Jazziray Hartoyo kepada wartawan.

 

Literasi Film Kartu Pos Wini

Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya PMK, Jazziray Hartoyo
Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya PMK, Jazziray Hartoyo

"Ada 3 yang kita budayakan dalam literasi sebuah film. Pertama keluarga. Karena keluarga entitas sosial pertama dalam anak-anak. Kedua sekolah. Karena pendidikan literasi selanjutnya kenalkan anak-anak dalam dunia pendidikan. Lalu literasi ketiga, budaya literasi masyarakat. Film-film seperti ini menggugah dan bisa bangkitkan film Indonesia. Namun saya lihat orang-orang kok lebih lihat film-film yang menjerit dan menyeramkan. Karena itulah Pak Menko hadir untuk mendukung film film seperti Kartu Pos Wini ini. Dulu film Petualangan Sherina sangat baik sekali,” sambungnya. 

 

Membawa ke Kota-Kota Besar

Film Kartu Pos Wini
Film Kartu Pos Wini

Ditambahkan Jazziray Hartoyo, revolusi mental semua ada di film itu (Kartu Pos Wini). Karena itulah, ia akan berusaha bersama Kemendikbud ke depannya untuk membawa film ini ke kota-kota lainnya atau sekolah-sekolah untuk disaksikan bersama-sama para anak didik dan masyarakat luas. 

"Nanti kita akan atur untuk pemutaran di kota-kota lainnya,” singkat Jazziray.

 

Cerita Film

Diketahui, Film Kartu Pos Wini (KPW) diangkat dari cerita novel digital karya Ruwi Meita. Cerita utama tentang harapan Wini Edenia untuk kesembuhannya (dari Cancer) dilakukannya dengan mengirim kartu pos yang ditujukan untuk Tuhan. Harapan yang tertulis di kartu pos tidak ubahnya doa yang ia kirimkan lewat kotak pos untuk Tuhan. Rumah produksi Sinemata akhirnya menambahkan frasa “Surat Beralamat Surga” pada judul film agar lebih mempertegas tentang harapan.

Untuk lebih mendalami esensi cerita anak terdiagnosis kanker, Sinemata Productions menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Pihak Sinemata mendapatkan banyak pemahaman baru pada saat penulisan skenario maupun pengambilan gambar, yang didapat dari cerita para relawan pendamping maupun kisah para penyintas yang berhasil melewati masa-masa sulit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya