Liputan6.com, Jakarta Legenda musik Tina Turner kini telah berpulang ke rumah Sang Pencipta. Ia meninggal dunia pada Rabu (24/5/2023), di Swiss, negara yang didiaminya beberapa tahun terakhir bersama suami keduanya, Erwin Bach.
Kabar duka Tina Turner meninggal dunia dikonfirmasi langsung oleh publisis sang artis, Bernard Doherty.
"Tina Turner sang ‘Ratu Rock n Roll’ telah meninggal dalam damai dalam usia 83 tahun setelah menderita sakit yang panjang, di rumahnya yang terletak di Küsnacht dekat dengan Zurich, Swiss,” kata sang publisis, dilansir dari People.
Advertisement
Sejumlah nama besar langsung melayangkan belasungkawa, mulai dari Mick Jagger, Oprah Winfrey, Mariah Carey, Barack Obama, Presiden AS Joe Biden, bahkan hingga lembaga Antariksa Negeri Paman Sam, NASA.
Tak heran, karena Tina Turner memiliki perjalanan hidup yang menginspirasi. Berikut profil sang legenda, kami lansir dari berbagai sumber.
Tina Turner lahir dengan nama Anna Mae Bullock pada 26 November 1939 di Tennessee, AS, dengan ayah yang bekerja sebagai petani. Sejak kecil ia aktif menjadi penyanyi di gereja.
Perjalanan Anak Petani Menuju Dunia Showbiz
Setelah lulus SMA pada 1958, ia mendapat pekerjaan di sebuah rumah sakit di Missouri dan hendak menjadi suster. Pada masa itu, ia bertemu untuk pertama kalinya dengan Ike Turner yang sedang tampil bersama band-nya, The Kings of Rhythm.
Tina kemudian menjalin kasih dengan pemain saksofon band ini, Raymond Hill, sekaligus menjadi salah satu member-nya. Tina pertama kali merekam suaranya sebagai backing vocal pada 1958.
Suatu saat, vokalis band ini tak hadir dalam rekaman, dan Tina berada di balik mic untuk menggantikannya. Suaranya ternyata begitu memesona DJ yang mendengar demo tersebut, dan belakangan Ike tergerak untuk mendorongnya sebagai bintang.
Advertisement
Tina Turner Sang Penyintas KDRT
Hubungan Ike Turner dan Tina tak hanya sebatas profesi. Keduanya menjalin asmara, dan akhirnya menikah pada 1962. Ike juga mengubah nama Anna Mae menjadi Tina Turner. ‘Tina’ sendiri berasal dari sebuah karakter di acara TV.
Ike bahkan mendaftarkan hak dagang atas nama Tina Turner. Karier keduanya melesat, dengan hit demi hit yang merajai tangga lagu dunia.
Namun hubungan suami istri ini tak secemerlang karier mereka. Ike—yang ketergantungan kokain dan alkohol—sangat mengontrol Tina, bahkan melakukan kekerasan kepadanya. Termasuk memukulinya dengan gantungan baju saat Tina hamil, atau menyiram kopi panas kepada wanita ini. Tak cuma itu, Ike juga selingkuh dengan banyak wanita.
Tina akhirnya merasa muak dengan perlakuan Ike. Pada 1976 di tengah tur mereka, ia melakukan hal yang kemudian jadi perbincangan luas. Tina meninggalkan Ike Turner yang sedang tertidur, kabur hanya dengan sebuah kartu kredit dan uang 36 sen di kantongnya.
“Saya pergi tanpa apa-apa dan harus mengurus keluargaku dan semua orang sendiri. Jadi saya kembali bekerja untuk diri saya sendiri," tuturnya dalam wawancara tahun 2018 lalu.
Pertaruhan Sebagai Penyanyi Solo
Tanpa punya apa-apa, Tina Turner melakukan pertaruhan dengan comeback sebagai penyanyi solo. Ia juga menghadapi sengketa di pengadilan melawan Ike, termasuk soal nama panggungnya. Beruntung, ia akhirnya bisa mempertahankan nama Tina Turner.
Dari sini ia membuktikan bahwa dirinya bisa bertahan, bahkan kariernya bisa melesat sebagai solis. Lagu demi lagunya menjadi hit, seperti “What's Love Got to Do with It," "Private Dancer," dan "We Don't Need Another Hero (Thunderdome). Album Private Dancer bahkan memenangkan empat Piala Grammy dan terjual 20 juta kopi di seluruh dunia.
Sepanjang kariernya, ia mengumpulkan 12 Piala Grammy, termasuk Lifetime Achievement Award pada 2018, dan juga masuk dalam Rock n Roll Hall of Fame.
Selamat jalan, Tina Turner!
Advertisement