Liputan6.com, Jakarta Film baru yang diproduksi oleh Mahakarya Pictures dan AFE Sinema, berjudul "Star Syndrome", akan segera hadir di layar bioskop mulai tanggal 8 Juni 2023. Selain para pemain utama dan sutradara, ada satu sosok yang memiliki peran penting dalam film yang disutradarai oleh Soleh Solihun tersebut.
Dia adalah Pulung Agustanto, seorang komisaris AFE Sinema yang juga dikenal sebagai pengusaha dan seniman musik Jawa.
"Saya pendukung film Star Syndrome ini, ya saya memberikan dukungan agar bisa diterima oleh masyarakat," kata Pulung Agustanto di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, pada Jumat (2/6/2023).
Advertisement
Dukungan Finansial
Tidak hanya memberikan dukungan, Pulung Agustanto juga termasuk dalam orang-orang yang menyumbangkan dana untuk film yang dibintangi oleh Gilang Dirga, Tora Sudiro, dan Tissa Biani tersebut.
"Ya kalau finansial ada sih, akting tuh beda masalah lagi muka saya gak cocok sebagai artis," ujarnya.
"Aku support aja disini bersama Afe Sinema," tambahnya.
Advertisement
Pesan Mendalam
Pulung menyampaikan bahwa film "Star Syndrome" memiliki pesan yang sangat mendalam, terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia hiburan.
"Ya namanya artis kalau star syndrome life time empat sampai lima tahun kemudian turun biasanya mereka yang begitu akan stress, kasihan jadinya," kata Pulung Agustanto," ujar Pulung Agustanto.
"Jadi cerita di sini ada message juga ke semuanya sebagai pelaku industri hiburan agar bisa mempersiapkan diri," tambah Pulung Agustanto.
Jalan Cerita
Film "Star Syndrome" menampilkan sejumlah aktor dan aktris terkenal Tanah Air, seperti Gilang Dirga, Kezia Aletheia, Tanta Ginting, Tissa Biani, Tora Sudiro, Maisha Kanna, Aryo Wahab, dan lainnya. Cerita "Star Syndrome" mengisahkan tentang seorang penyanyi dan mantan vokalis band "Jae and The Others" bernama Jay.
Jay, yang pernah meraih kesuksesan pada tahun 2005, ingin bangkit kembali dan berkarier di dunia musik setelah 14 tahun vakum. Suatu hari, ia mendengar demo lagu dari Nur, seorang penyanyi yang belum terkenal namun sering membantu Dudi, seorang produser musik sekaligus teman Jay.
Terpikat oleh suara Nur, Jay berkeinginan untuk melakukan kolaborasi. Seiring berjalannya waktu, kolaborasi antara Jay dan Nur semakin dikenal oleh masyarakat, dan tawaran untuk bermusik selalu menghampiri mereka. Namun, ketika kesuksesan mulai datang, Nur selalu menjadi sorotan utama yang membuat Jay merasa tersisihkan.
Advertisement