Liputan6.com, Jakarta Lain zaman lain pula aturan mainnya. Hal itu yang dirasakan aktor senior Pierre Gruno dengan pergaulan di era sekarang. Setidaknya, Pierre mengaku harus lebih berhati-hati dalam bertindak, agar tidak terjerat proses hukum.
Pierre Gruno mengatakan, di zamannya dulu, pertikaian diselesaikan dengan adu jotos hingga merasa puas. Setelahnya, kedua pihak akan berdamai tanpa menyimpan dendam, terlebih melapor ke polisi.
"Ya pasti lebih hati hati. Di otak saya harus lebih switch. Kalau di zamannya saya dulu kalau kita berantem ya berantem. Kalau udah puas kita temenan, udah kita baikan," ungkap Pierre Gruno di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (1/9/2023).
Advertisement
"Tapi kalau sekarang kan kita dikit-dikit lapor. Dulu kita ngatain itu perbuatan banci. Tapi sekarang metodenya kayak gitu," sambung Pierre Gruno.
Kasus Penganiayaan
Pierre Gruno diketahui harus mendekam di tahan Polres Jakarta Selatan, buntut kasus dugaan penganiayaan yang menjeratnya. Diakuo Pierre, banyak pelajaran yang dipetik selama mendekam di tahanan.
"Sukanya banyak temen. Ternyata mereka tuh, walau orang anggap sampah masyarakat tapi mereka ternyata orangnya baik baik, sopan. Tidurnya itu sakit pinggang, udah tua kan. Dikasih spesial sakit pinggang, di sana kumat," terangnya.
Advertisement
Kehidupan di Penjara
Pierre menilai, banyak orang tak mengetahui kehidupan di penjara sebenarnya. Apapun status sosialnya di luar sana, semua dinilai sama tanpa ada pengecualian.
"Kita baru tau banyak orang yang tidak selalu merasa mengerti tentang apa yang di dalam sana. Jadi istilah saya, anda kayak, anda miskin, anda besar, anda kecil, tetap semua di sana sama-sama tahanan," kata Pierre.
Berteman
Bersyukur kini Pierre sudah menghirup udara bebas, setelah setelah dirinya dan korban berdamai melalui restorative justice. Lantas, apakah saat ini Pierre dan korban berteman?
"Saya sih orangnya nggak pernah mikirin yang sudah. Kita lihat aja ke depan. Kalau dia mau sahabatan ama saya, ya ayo aja," pungkas Pierre Gruno.
Advertisement