Liputan6.com, Jakarta Drama Korea Sweet Home Season 2 akhirnya bakal kembali meneror penggemarnya lewat Netflix, Jumat (1/12/2023) besok. Dalam musim kedua drakor ini, para penyintas dari apartemen Green House tak akan berhenti berjuang. Justru sebaliknya, mereka akan menghadapi kekacauan yang lebih besar lagi.
Dalam sinopsis resmi dalam production notes yang dibagikan Netflix kepada media, diungkap betapa chaos dunia dalam menghadapi wabah monster ini.
Baca Juga
Advertisement
“Aku tidak pernah ingin lupa bahwa aku adalah manusia.”
Perubahan menjadi monster melanda dunia, kota pun kacau balau.
Hyun Su terbangun di dalam mobil yang dicuri oleh Euimyeong, yang kini menghuni tubuh Sangwook.
Penghuni Green Home berhasil melarikan diri dan mencapai kamp yang aman.
Peleton Gagak yang khusus menangani monster, bekerja keras menjamin keselamatan para penyintas. Namun oang-orang terus dilanda ketakutan bahwa monster bisa menyerang kapan saja, pun kecemasan bahwa siapa saja bisa berubah menjadi monster.
Sementara itu, proyek pengembangan vaksin yang menggunakan orang-orang istimewa yang terinfeksi mulai terungkap, tapi Peleton Gagak tiba-tiba dibubarkan, mengakibatkan krisis di kamp keamanan.
Di dunia di mana batasan antara manusia dan monster, baik dan jahat, semakin buram, apakah monsterisasi adalah tragedi atau justru peluang bagi umat manusia?
Dunia di luar Green Home melampaui perkiraan semua orang.
Kisah Kiamat
Sweet Home sendiri sudah dipastikan tak hanya berhenti di musim kedua saja. Sutradara Lee Eung Bok dipastikan akan mengarahkan tiga musim drakor ini, dan menjanjikan akan menghadirkan “kisah kiamat yang sepenuhnya.”
"Orang-orang yang selamat di stadion adalah orang-orang terpilih, sama seperti mereka yang berada di Bahtera Nuh. Tapi monster tidak hanya ada di luar tetapi juga di dalam diri setiap orang," kata sutradara Lee Eung Bok soal musim kedua.
Advertisement
Cerita Lebih Kompleks
Karakter sentral dari musim perdana, Hyun Su, Sang Wook, Yi Kyung, dan Eunyu keluar dari Green Home dan menghadapi relasi yang lebih kompleks dengan pejabat pemerintah, peneliti monster, Peleton Gagak, hingga penyintas lainnya di studion yang disulap jadi kamp keamanan.
“Aku ingin bertanya apa kita mampu menerima orang yang dicintai, teman, dan keluarga berubah menjadi monster, dan berapa lama para penyintas bisa mempertahankan sisi kemanusiaan mereka,” begitu pernyataan sang sutradara.
Monster yang Lebih Realistis
Diungkap pula bahwa monster dalam musim kedua ini juga akan lebih kompleks, bahkan memiliki klasifikasi sendiri. Para monster dikelompokan dalam grup Hijau, Kuning, dan Merah, tergantung pada level agresi mereka.
“Kami juga fokus pada peningkatan penggambaran monster dan membangun background yang terlihat nyata, serta penggambaran perjuangan hidup dan mati yang realistis mengenai sekumpulan orang yang menghadapi monster,” kata sang sutradara.
Advertisement