Penulis Buku Ahmad Gaus Unggah 10 Video di YouTube Channel Denny JA, Bahas Kehidupan Manusia di Era AI

Video buku yang terdiri dari 10 episode ini diadaptasi dari buku karya Ahmad Gaus berjudul Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA soal Agama di Era Google

oleh Hernowo Anggie diperbarui 02 Agu 2024, 20:23 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 10:20 WIB
Denny JA
Denny JA

 

Liputan6.com, Jakarta - Penulis buku Ahmad Gaus menjelaskan 10 video yang dibuatnya di saluran Youtube Buku Pemikiran Denny JA.

Video buku yang terdiri dari 10 episode ini diadaptasi dari buku karya Ahmad Gaus berjudul Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA soal Agama di Era Google.

Video buku ini merupakan sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menempatkan agama di era Google dan Artificial Intelligence (AI). Sebanyak 10 video itu berdurasi 10-27 menit.

Gaus juga mengungkapkan riset arkeologi atas Nabi Musa dan Nabi Nuh. "Riset itu menyatakan eksodus Nabi Musa dan kisah banjir bandang Nabi Nuh tak pernah terjadi dalam sejarah. Kisah ini sebuah moral teaching untuk kesalehan perilaku," kata Gaus melalui keterangan tertulis, Jumat, 2 Juli 2024.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Agama Tetap Relevan

10 episode ini diadaptasi dari buku karya Ahmad Gaus
10 episode ini diadaptasi dari buku karya Ahmad Gaus

Menurut Gaus, 10 video itu juga memastikan bahwa agama tetap relevan dan berfungsi dalam kehidupan umat manusia di era Google dan AI.

"Faktanya, aktivitas keagamaan dewasa ini telah terhubung erat dengan teknologi seperti aplikasi dan platform digital, situs web, dan platform media sosial," dia menjelaskan.

 


Konten Personal dan Interaktif

Bahkan AI, dinilai Gaus, dapat digunakan untuk membuat konten yang lebih personal dan interaktif, seperti chatbot yang bisa menjawab pertanyaan tentang agama.

"AI saat ini telah masuk ke gereja Protestan, kuil Buddha di Jepang, dan Masjid Agung di Arab Saudi.Di Gereja Protestan Paul Church pada musim panas 2023, sekitar 300 umat dengan khusyuk mendengarkan khotbah dari pendeta yang berupa robot AI," dia menjelaskan.

 


Penjelasan Mendalam

Video buku ini juga hadir dengan penjelasan yang mendalam bahwa agama harus dilihat melalui lensa Neuro-science, Positive Psychology, Arkeologi, dan Data Statistik, sebagaimana tuntutan sains modern.

Neuro-science dimanfaatkan untuk menjelaskan aspek spiritualitas dan pengalaman keagamaan. Ini bisa membantu memperdalam pemahaman tentang bagaimana praktik keagamaan mempengaruhi otak dan kesejahteraan mental.

"Begitu juga Positive Psychology. Video buku ini menjelaskan prinsip-prinsip psikologi positif untuk menunjukkan bagaimana praktik keagamaan bisa meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup," Gaus memungkasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya