Influencer Dokter Nadia Permatasari Bahas Mpox, Ajak Publik Melek Gejala dan Pencegahannya

Influencer dokter Nadia Permatasari menjelaskan cacar monyet penyakit zoonosis yang disebabkan Monkeypoxvirus. Ia dapat menular dari hewan ke manusia.

oleh Wayan Diananto diperbarui 30 Agu 2024, 13:37 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2024, 08:30 WIB
Nadia Permatasari
Influencer dokter Nadia Permatasari menjelaskan cacar monyet penyakit zoonosis yang disebabkan Monkeypoxvirus. Ia dapat menular dari hewan ke manusia. (Foto: Dok. Koleksi Pribadi Nadia Permatasari)

Liputan6.com, Jakarta Setelah pandemi Covid-19 menjadi endemi, ancaman kesehatan lain datang yakni Mpox atau yang dikenal sebagai cacar monyet. Sejumlah kasus cacar monyet ditemukan di Indonesia, pertengahan tahun ini.

Kabar ini memantik keprihatinan banyak pihak salah satunya, dokter Nadia Permatasari. Ia menjelaskan cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan Monkeypoxvirus (MPXV). Ia dapat menular dari hewan ke manusia.

Meski langka, ada berbagai cara penularan yang sering kali tidak disadari, lalu membuat risiko infeksi meninggi. Influencer dengan 16 ribuan pengikut di Instagram ini lantas menjelaskan sekilas sejarah cacar monyet.

“Mpox kali pertama ditemukan pada 1958 ketika menyerang koloni monyet di laboratorium. Kasus pertama infeksi manusia tercatat pada 1970 di Republik Demokratik Kongo,” Nadia Permatasari menerangkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perihal Penularan Antar Manusia

Influencer dokter Nadia Permatasari. (Foto: Dok. Instagram @drnadiapermatasari)
Influencer dokter Nadia Permatasari. (Foto: Dok. Instagram @drnadiapermatasari)

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Kamis (29/8/2024), ia menyatakan, cacar monyret menyebar lewat kontak langsung dengan hewan terinfeksi seperti tikus, monyet, atau tupai.

Penularan juga dapat terjadi melalui gigitan, cakaran, atau bahan yang terkontaminasi virus. “Penularan antar manusia sangat jarang terjadi, tapi bisa melalui cairan tubuh atau luka dari penderita,” Nadia Permatasari mengulas.

 


Perihal Ruam Atau Lesi

Influencer dokter Nadia Permatasari. (Foto: Dok. Instagram @drnadiapermatasari)
Influencer dokter Nadia Permatasari. (Foto: Dok. Instagram @drnadiapermatasari)

Virus ini juga dapat menular jika seseorang mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi. Setelahnya, ia mengulas gejala Mpox mirip cacar air namun lebih ringan. Penderita biasanya demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Perbedaannya, Mpox memicu pembengkakan kelenjar getah bening. Ini tak terjadi pada cacar air. “Ruam atau lesi pada kulit muncul dalam 1 hingga 3 hari setelah demam, dimulai dari wajah dan menyebar ke tubuh,” Nadia Permatasari memaparkan.

 


2 Hingga 4 Minggu

Cacar monyet dapat berlangsung selama 2 hingga 4 minggu, dengan tingkat kematian sekitar 10 persen, berkaca pada sejumlah kasus di beberapa negara di Afrika. Pencegahan utamanya menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi dan menjaga kebersihan diri.

“Penting juga memisahkan penderita dari orang lain dan menggunakan alat pelindung diri ketika merawat mereka,” imbuhnya seraya menyebut, saat ini, pengobatan Mpox di Indonesia masih bersifat suportif.

Obat antivirus dapat membantu, tetapi belum ada obat spesifik untuk Mpox. “Vaksin cacar, seperti Jynneos, dapat membantu mencegah Mpox. Namun, ketersediaan vaksin ini terbatas di pusat layanan kesehatan publik,” Nadia Permatasari mengakhiri.

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet
Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya