Liputan6.com, Jakarta Dunia musik rock sempat berduka atas kabar meninggalnya John Sykes, sosok musisi yang dikenal sebagai mantan gitaris grup musik legendaris Whitesnake dan Thin Lizzy. John Sykes dikabarkan meninggal dunia karena kanker di usia yang cukup senja, 65 tahun.
Kepergian John Sykes yang juga pernah tergabung dalam band Blue Murder dan Tygers of Pan Tang, disampaikan dalam sebuah pengumuman publik pada Senin (20/1/2025) lalu. Dikabarkan dalam pengumuman yang beredar di media sosial tersebut bahwa John Sykes merupakan sosok musisi yang layak untuk dikenang karena kebaikan-kebaikannya.
Advertisement
Baca Juga
"Ia akan dikenang oleh banyak orang sebagai pria dengan bakat musik yang luar biasa, tetapi bagi mereka yang tidak mengenalnya secara pribadi, ia adalah pria yang bijaksana, baik hati, dan karismatik yang kehadirannya menerangi ruangan. Ia tentu saja mengikuti iramanya sendiri dan selalu mendukung yang lemah," begitu pernyataan yang disampaikan, mengutip loudwire.com.
Advertisement
Selama menjadi gitaris Whitesnake (setelah keluar dari Tygers of Pan Tang), John Sykes berkontribusi besar atas pencapaian sukses band asal London, Inggris itu dengan mencetak multi-platinum untuk album berjudul nama band sendiri (Whitesnake), yang dirilis pada 1987 silam (album ini juga sering disebut dengan judul 1987).
Sayangnya, John Sykes yang juga terlibat dalam album sebelumnya, Slide It In, dipecat dari Whitesnake sebelum album tersebut dirilis karena situasi yang tak menyenangkan. Alhasil, John Sykes membentuk Blue Murder dan terlibat dalam dua album penuh dan satu album live.
John Sykes juga meniti kariernya sebagai solois. Selama era 1990-an dan awal 2000-an, ia membagi fokusnya antara karier solo dan band Thin Lizzy hingga keluar pada 2009. Namun, begitu ia terus berfokus melanjutkan karier solonya hingga berpulang untuk selamanya.
Kehidupan Awal dan Permulaan Karier John Sykes
Melansir biografi dalam allmusic.com, pemilik nama John James Sykes yang lahir di Reading, Berkshire, Inggris, pada 29 Juli 1959 ini berasal dari keluarga yang sempat tinggal selama tiga tahun di Ibiza, Spanyol. Di situ, ayah dan paman John Sykes memiliki sebuah diskotik, hingga mereka pindah kembali ke Reading, Inggris.
John Sykes mulai tertarik pada gitar saat usianya masih 14 tahun. Kala itu, pamannya memamerkan cara memainkan beberapa teknik khusus milik Eric Clapton. John lalu berlatih memainkan lagu-lagu blues dengan gitar senar nilon selama dua tahun. Sempat tak bermain lagi selama satu setengah tahun, ia lalu pindah ke Blackpool dan kembali menekuni gitar untun tampil bersama temannya dalam band bernama Streetfighter.
Debut rekaman John Sykes di dunia musik dimulainya bersama grup musik Streetfighter dalam lagu berjudul "She's No Angel", melansir loudersound.com. Lagu ini muncul dalam album kompilasi musik heavy metal Inggris berjudul New Electric Warriors pada tahun 1980. Setelah meninggalkan Streetfighter, John Sukes lalu bergabung dengan Tygers of Pan Tang dan terlibat rekaman untuk dua album, Spellbound dan Crazy Nights, pada 1981.
Sering berselisih dengan vokalis Jon Deverill, John Sykes memutuskan untuk meninggalkan Tygers of Pan Tang pada awal 1982, namun sempat terlibat penggarapan dua lagu di album keempat band, The Cage, yang dirilis setelah ia hengkang. Keluar dari Tygers of Pan Tang, John Sykes mengikuti audisi untuk menjadi pengiring Ozzy Osbourne serta pernah menjadi personel Badlands milik musisi John Sloman hingga bubar.
Advertisement
Karier di Thin Lizzy
Melanjutkan kariernya, John Sykes bergabung dengan Thin Lizzy pada tahun 1982 setelah cukup lama bekerja sama dengan salah satu pendirinya, mendiang Phil Lynott, melansir metal-rules.com. Ia terlibat dalam album Thunder and Lightning pada 1983, serta menulis single berjudul "Cold Sweat". Bergabungnya John Sykes dinilai telah sukses menghidupkan kembali band ini dengan format musik heavy metal.
Namun setahun setelahnya, Thin Lizzy menggelar tur perpisahan di Inggris dalam Reading Festival pada Agustus 1983, sebelum mereka bubar. John Sykes dan Phil Lynott sebenarnya ingin melanjutkan band ini. Thin Lizzy resmi bubar setelah konser Monsters of Rock di Nuremberg pada 4 September 1983.
Setelah Thin Lizzy bubar, Phil Lynott meninggal dunia pada 4 Januari 1986. Beberapa tahun setelahnya, John Sykes bersama mantan anggota Thin Lizzy, yaitu Brian Downey, Scott Gorham dan Darren Wharton, menghidupkan kembali band ini lalu menggelar tur baru sebagai penghormatan mereka kepada Phil Lynott, melansir arsip wawancara melodicrock.com pada Juli 1999 silam.
Selama menghidupkan kembali band tersebut, John Sykes menjadi vokalis Thin Lizzy dan sempat mengalami perubahan susunan formasi. Pada tahun 2000, grup ini sempat merilis kembali album yang dibuat dalam format live berjudul One Night Only. John Sykes lalu mengumumkan hengkang pada tahun 2009. Scott Gorham lalu membentuk kembali Thin Lizzy tanpa melibatkannya.
"Saya merasa sudah waktunya untuk kembali memainkan musik saya sendiri," ujar John Sykes dalam wawancara dengan bravewords.com pada 2009 silam.
Â
Kiprah dan Kontribusi Besar di Whitesnake
Nama Whitesnake cukup besar di kancah musik rock global. Grup band ini telah merilis lagu-lagu top seperti "Here I Go Again", "Is This Love", hingga "Still of the Night". John Sykes bergabung dengan Whitesnake beberapa lama setelah Thin Lizzy bubar pada 1983 (sebelum dihidupkan kembali). Ia diajak lantaran Whitesnake pernah tur bareng Thin Lizzy.
Kedua belah pihak lalu mengatur negosiasi kontrak yang membuahkan bergabungnya John Sykes dengan Whitesnake, melansir arsip wawancara johnsykes.com dari majalah Vintage Guitar pada 1999 silam. John pertama kali manggung bersama Whitesnake di Dublin, Irlandia pada 17 Februari 1984. John Sykes pun terlibat penuh mengisi gitar untuk rilisan baru dari album Slide It In pada 1984.
Setelah Whitesnake memulai tur dunia yang panjang bersama John Sykes hingga 1985 band ini sukses di Amerika Serikat, menjual lebih dari setengah juta kopi album mereka. John Sykes dinilai memainkan peran besar atas kesuksesan Whitesnake yang disebut lebih banyak mengusung instrumen musik penuh semangat dibandingkan saat bersama gitaris sebelumnya.
John Sykes lalu terlibat dalam pembuatan album Whitesnake yang ketujuh, 1987 (atau sering hanya disebut album dengan nama band, Whitesnake). Ia menulis sembilan buah lagu bersama vokalisnya, David Coverdale. Namun, di tengah prosesnya, hubungan David Coverdale dengan para personel Whitesnake lainnya mulai memburuk. Semua anggota dipecat oleh Coverdale termasuk John Sykes, melansir wawancara bersama bravewords.com pada 2017 lalu.
Â
Advertisement
Dipecatnya John Sykes dan Beberapa Personel Whitesnake Lainnya
Pada saat album tersebut rampung, David Coverdale merupakan satu-satunya personel Whitesnake yang tersisa. "Saat itu band sedang kacau balau... David terlilit utang empat juta dolar; tidak tahu apakah dia akan datang atau pergi," ujar kibordis Don Airey mengutip artikel majalah Classic Rock pada 2018 (via Wikipedia).
Namun, David Coverdale mengklaim bahwa John Sykes dan Mike Stone dipecat setelah mereka mulai berkonspirasi melawannya dengan cara memesan waktu di studio serta membuat keputusan tanpa melibatkannya. Stone diduga menyarankan untuk mendatangkan penyanyi lain agar bisa menggantikan vokal Coverdale yang sedang dalam masa pemulihan pascaoperasi, melansir Kerrang! (via Wikipedia).
John Sykes lalu membantah klaim itu, mengaku bahwa dia dan personel lainnya dipecat secara sistematis setelah mereka selesai merekam bagian masing-masing. Dua personel lainnya, Neil Murray dan Aynsley Dunbar, tak lagi menerima gaji sejak April 1986. Bersamaan dengan itu, Dunbar langsung meninggalkan Whitesnake. Namun Murray masih terhitung sebagai anggota hingga Januari 1987, tak lama setelahh ia mendengar David Coverdale sedang menyusun formasi baru.
Sejak Sykes meninggalkan Whitesnake, hubungannya dengan David Coverdale tetap tegang lantaran ia merasa kesal terhadap sikap Coverdale dalam menangani pemecatannya. Namun begitu, album ketujuh Whitesnake yang dirilis pada April 1987 ini, terhitung menjadi album mereka yang paling sukses secara komersial hingga kini. Album ini sempat sukses bertengger di nomor dua tangga lagu Billboard 200 serta terjual lebih dari delapan juta kopi di Amerika Serikat.
Sempat beredar isu Sykes akan reuni dengan Coverdale, namun akhirnya tak pernah terbukti. Pada tahun 2017, kepada bravewords.com, Sykes berkata mengenai hubungannya dengan Coverdale. "Saya benar-benar tidak tertarik untuk berbicara dengannya lagi," ujarnya kala itu.
Kiprah Bersama Blue Murder dan Karier Solonya hingga Akhir Hayat
Setelah keluar dari Whitesnake, John Sykses sempat mendirikan band Blue Murder bersama bassist Tony Franklin dan pemain drum Carmine Appice. Melansir beberapa laporan, Blue Murder sempat merilis dua buah album yaitu Blue Murder (1989) dan Nothin' But Trouble (1993), serta sempat menggelar tur di beberapa titik Amerika Serikat dan Jepang.
Namun, pencapaian Blue Murder yang tidak memenuhi harapan, disebut John Sykes karena faktor label mereka yang sama seperti Whitesnake, Geffen Records, yang kurang mempromosikan grupnya dengan baik. "Saya pikir mereka mencoba menyatukan saya dan David (Coverdale) kembali. Mereka ingin saya kembali dengan 'formula kemenangan'. Namun lukanya masih terlalu baru. Saya bertahan dengan label yang sama. Kalau dipikir-pikir, saya akan lebih baik jika bergabung dengan label yang berbeda," ujarnya mengutip johnsykes.com.
Selama di Blue Murder, John Sykes sempat bermain bersama band Def Leppard dan menyanyikan vokal latar di album mereka yang rilis pada tahun 1992, Adrenalize. Namun, Def Leppard merekrut Vivian Campbell yang juga pernah menjadi personel Whitesnake. Blue Murder lalu bubar pada tahun 1994 dan sempat berniat reuni namun tak berhasil.
John Sykes mulai berfokus pada karier solo setelah ia keluar dari label Geffen Records pada 1994. Album solo pertamanya di bawah Mercury Records yang berjudul Out of My Tree, dirilisnya pada tahun 1995. John Sykes tercatat sudah merilis lima buah album hingga tahun 2004 silam.
Ada upaya John Sykes membentuk band baru bersama sejumlah musisi rock ternama seperti drummer Mike Portnoy (Dream Theater), bassis Billy Sheehan (Mr. Big) namun selalu kandas karena jadwal masing-masing tidak pernah cocok. Pada akhirnya Mike Portnoy dan Billy Sheehan menggandeng Richie Kotzen dengan membentuk grup baru bernama Winery Dogs.
Pada 2013, Sykes sempat menyatakan sedang mengerjakan album solo terbarunya dan membahasnya dalam sebuah wawancara pada tahun 2017 dengan Young Guitar Magazine. Lalu pada Januari 2019, Sykes diumumkan telah menjalin kontrak rekaman dengan Golden Robot Records dengan tujuan merilis album barunya itu pada tahun yang sama.
Namun, pada November 2019, Sykes mengumumkan sudah tak lagi berada di bawah naungan Golden Robot Records. John Sykes sempat merilis lagu "Dawning of a Brand New Day" pada 1 Januari 2021. Single ini merupakan lagu baru pertamanya dalam lebih dari dua puluh tahun ia vakum berkarya. Karya terakhirnya adalah lagu berjudul "Out Alive" yang dirilis pada Juli 2021.
Â
Advertisement
Duka Para Musisi dan Sahabat
Meninggalnya John Sykes, menimbulkan rasa duka mendalam bagi sejumlah musisi dan sahabatnya. Bahkan, David Coverdale yang pernah berseteru dengannya selama bersama-sama di Whitesnake, ikut mengungkapkan kesedihannya.
"Baru saja mendengar berita mengejutkan tentang meninggalnya John. Belasungkawa yang tulus untuk keluarga, teman, & penggemarnya," tulis David Coverdale di X.
"Saya bersedih mendengar kabar tentang rekan satu band saya John Sykes. Saya sangat terkejut dengan kepergiannya. Kami memainkan musik yang hebat dan mengalami masa-masa yang menyenangkan bersama. Permainan, tulisan, dan nyanyian John sangat mengagumkan. …Saya menyayanginya seperti saudara. Kami tinggal berdekatan saat kami masih di Blue Murder, kami sering nongkrong setiap hari. Dia gitaris yang hebat dan bersama Tony Franklin sebagai bassis, kami memiliki trio rock yang hebat. Dia akan dirindukan," tulis Carmine Appice, mantan drummer Blue Murder.
Gitaris Adrian Vandenberg, yang juga terlibat dalam album ketujuh Whitesnake, 1987, memberikan penghormatan kepada John Sykes sambil meratapi kenyataan bahwa mereka tidak pernah bertemu langsung.
"Seperti banyak pecinta rock, saya selalu berharap dia tiba-tiba kembali ke dunia musik lagi dengan rekaman yang hebat dan mulai tur lagi. Secara musikal, jalan hidup kami telah bersilangan beberapa kali, tetapi sayangnya kami tidak pernah bertemu langsung. Persetan dengan kanker," ungkapnya.
Â
Rumah Tangga dan Musikalitas John Sykes
Semasa hidupnya, John Sykes pernah menikah dengan Jennifer Brooks-Sykes pada 10 April 1989. Namun pada akhirnya keduanya bercerai pada 1999. John Sykes memiliki tiga orang anak laki-laki yang diberi nama James, John Jr. dan Sean.
Dalam hal musikalitas, John Sykes menyebut Jimmy Page, Ritchie Blackmore, Gary Moore, Michael Schenker, Uli Jon Roth, Allan Holdsworth, dan John McLaughlin sebagai pengaruh terbesarnya di dunia musik, melansir beragam sumber.
John juga menganggap sosoknya sendiri sebagai musisi blues yang memainkan genre rock. Ciri khas permainan John Sykes adalah petikan gitarnya yang cepat, serta memiliki teknik nada ganda, vibrato yang lebar, harmonisasi, dan permainan tapping-nya.
Advertisement