Liputan6.com, Jakarta Kampanye anti kekerasan digemakan banyak pihak. Salah satunya film Rumah Untuk Alie yang diproduksi Falcon Pictures. Jelang perilisan, sebuah paltform digital dibangun sebagai rumah untuk masyarakat yang ingin curhat soal bullying atau perundungan.
Platform yang dimaksud adalah rumahuntukalie(dot)kwikku(dot)com. Di situ, masyarakat dapat menceritakan pengalaman soal bullying atau perundungan. Dengan kata lain, perundungan jangan dianggap wajar.
Advertisement
Baca Juga
Situs ini juga menyediakan layanan konsultasi dengan psikolog bagi yang ingin mencari solusi atau berbagi cerita seputar perundungan. Mengingat, bukan tak mungkin perundungan itu menyisakan trauma yang membekas di benak.
Advertisement
“Platform ini kami hadirkan untuk membantu mereka yang mengalami perundungan. Rumah Untuk Alie bukan sekadar film, tapi gerakan sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak bullying,” kata Produser Falcon Pictures, Frederica.
Film Sebagai Alat Merefleksi
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Kamis (20/3/2025), Frederica mengingatkan salah satu fungsi film sebagai cermin sosial yang merefleksikan kenyataan dan masalah di masyarakat.
“Semoga film ini bisa menjadi refleksi bagi banyak orang dan platform yang kami hadirkan dapat membantu mereka yang mengalami atau menyaksikan bullying agar tidak merasa sendirian,” ia menambahkan.
Advertisement
Dengan Cerita Kuat
Frederica menjelaskan, Rumah Untuk Alie, adalah drama keluarga yang diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Lenn Liu alias Lotta. Film ini tak hanya menghadirkan kisah yang menyentuh hati.
“Dengan cerita kuat, sinematografi menyentuh, dan akting para pemain yang mendalam, film Rumah Untuk Alie siap menyapa bioskop seluruh Indonesia mulai 17 April 2025,” beri tahu Frederica.
Tentang Rumah Untuk Alie
Film Rumah Untuk Alie mengisahkan Alie, anak bungsu dari lima bersaudara dan satu-satunya perempuan. Seharusnya, ia mendapat kasih sayang orang tua maupun saudara. Yang terjadi malah sebaliknya.
Alie jadi korban kemarahan ayah dan saudara-saudara atas kematian ibu mereka. Di sekolah pun Alie menghadapi perundungan dari teman-temannya. Di balik semua luka ini, Alie tetap menyimpan harapan dicintai lingkungan sekitar.
Advertisement
