Dedi Suwandi Gumelar atau yang akrab disapa Miing agak miris melihat kebudayaan dan kesenian Betawi terkikis oleh perkembangan zaman di tempatnya sendiri, Jakarta. Padahal, kata dia, kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa.
Nah, lewat Yayasan Komedi Betawi (Kombet), pelawak yang sekarang menjadi politisi ini berharap ada perubahan cukup signifikan. Setidaknya, kegiatan budaya dan seni Betawi seperti lenong khususnya, sering dipentaskan. Keuntungannya, kata dia, para seniman betawi bisa terus eksis dan kebudayaan itu sendiri akan lestari.
"Di mana betawi adalah akar budaya penduduk asli Jakarta. Sekarang kan lebih banyak hiruk-pikuk dan hingar-bingar budaya luar. Mungkin K-pop lebih populer. Kalau seni dan budaya Betawi tidak dirawat akan hilang," kata Miing di sela-sela acara Penganugerahan dan Pagelaran Komedi Betawi, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2013) malam
Advertisement
Miing bilang hampir punahnya pertunjukkan lenong bisa diatasi dengan dua hal. Pertama, pemerintah, dalam hal ini Pemerintah DKI Jakarta harus benar-benar mendukung setiap kegiatan kesenian dan kebudayaan Betawi. Kedua, harus ada kesadaran sendiri dari masyarakat Jakarta betapa pentingnya sebuah kebudayaan.
"Karena kalau sebuah bangsa meninggalkan seni dan budayanya akan hancur peradabannya. Komedi Betawi membutuhkan apresiasi dari pemerintah dan media. Lenong Betawi harus bangkit," jelas Miing.
Hal positifnya, lanjut Miing, gaya kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekarang, Jokowi dan Ahok cukup peduli terhadap pentingnya kelestarian budaya Betawi. Jadi, hal itu bisa dijadikan momentum. "Jokowi dan Ahok gerakannya cukup bagus untuk kebudayaan," ujarnya.(Yaz/Mer)