Persebaya, Klub Kebanggaan Arek Suroboyo

Persebaya merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Surabaya, Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2019, 04:00 WIB
Final Piala Presiden 2019: Persebaya Surabaya Vs Arema FC
Gelandang Persebaya Surabaya, Damian Lizio, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Arema FC pada laga final Piala Presiden 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (9/4). Kedua tim bermain imbang 2-2. (Bola.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Persebaya merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Surabaya, Jawa Timur. Walaupun Persebaya Surabaya gagal mencetak sejarah sebagai juara Piala Presiden 2019 tidak menyurutkan antusias masyarakat Surabaya khususnya Bonek Mania kepada salah satu klub sepak bola terbesar di Indonesia ini.

Sebelumnya Persebaya Surabaya menjadi sorotan ketika menghadapi pertandingan lanjutan Shopee Liga 1 2019. Klub julukan Bajul Ijo ini harus menelan kekalahan 4-0 dari Arema FC pada Kamis 15 Agustus 2019. 

Liputan6.com pun merangkum berbagai hal menarik tentang Persebaya yang dirangkum dari berbagai sumber seperti ditulis Senin, (19/8/2019):

1. Salah Satu Klub Tertua di Indonesia

Berdiri pada 18 Juni 1927 oleh M. Pamoedji dan Paidjo dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB), perkumpulan pribumi itu menjadi salah satu saingan dari bond Soerabhaiasche Voetbal Bond (SVB) yang terbentuk pada 1910 oleh orang-orang Belanda.

Pamoedji menghadiri rapat-rapat pembentukan PSSI di Yogyakarta tahun 1930 dan SIVB menjadi salah satu klub terkuat era 30-40an. Pada 1943, SIVB mengubah nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Soerabaja (Persebaja). Nama inilah yang menjadi Persebaya yang dikenal para pecinta bola Indonesia.

2. Pemegang Juara Terbanyak Kedua

Persebaya Surabaya mampu mencatatkan sejarah sebagai juara liga sebanyak 8 kali, terhitung dari Liga Perserikatan yaitu pada tahun 1941, 1950, 1951, 1952, 1975-1988, 1987-1988, 1996, dan terakhir pada 2004.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bonek

Ruben Sanadi (Persebaya Surabaya)
Ruben Sanadi, bek sekaligus kapten Persebaya di Liga 1 2019. (Bola.com/Aditya Wany)

3. Memiliki Suporter Setia Garis Keras, Bonek

Awal nama Bonek memiliki sejarah yang menarik. Istilah Bonek baru muncul pada 1988-an. Bonek sendiri merupakan kependekan dari Bondho Nekat atau Modal Nekat, karena biasanya suporter Bajul Ijo ini berangkat untuk mendukung tim kesayangan dengan uang seadanya dan bahkan sampai naik truk.

Akhirnya istilah ini digunakan media-media untuk memberitakan hal-hal terkait pendukung Persebaya ini. Akhirnya menjadi julukan yang dipakai hingga saat ini.

4. Terjerat Kasus Dualisme

Sebagai salah satu klub terbesar, tentunya Persebaya juga pernah mengalami masalah. Bedanya, masalah yang dialami Persebaya terjadi akibatnya ada dualisme antara Persebaya bentukan PT Mitra Muda Inti Berlian dan PT Persebaya Indonesia. PSSI mengakui Persebaya bentukan PT Mitra Muda Inti Berlian dan Persebaya bentukan PT Persebaya Indonesia mengubah nama menjadi Persebaya 1927.

Tidak terima hal itu, Bonek Persebaya 1927 melakukan demonstrasi besar-besaran dan Persebaya pun mengajukan gugatan terhadap Persebaya tandingan ke PN Surabaya pada 2015. Persebaya pun akhirnya memenangkan gugatan dan Persebaya tandingan mengubah nama menjadi Persebaya United.

 

(Tito Gildas, Mahasiswa Kriminologi UI)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya