Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam wajib menunaikan zakat fitrah. Sesuai aturan, zakat fitrah dilakukan pada Ramadhan dan sebelum sholat Idul Fitri.
Zakat Fitrah diwajibkan bagi orang berkecukupan. Salah satu tujuannya yakni agar keluarga fakir turut berbahagia pada Lebaran Idul Fitri.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Pertanyaannya kemudian, apakah zakat fitrah boleh diberikan kepada keluarga sendiri? Ulasan mengenai hal ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com.
Artikel kedua yang juga menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com adalah penjelasan Gus Baha mengenai pendapat Imam Ghazali bahwa pada zaman akhir, tidur lebih baik dari sholat tahajud.
Selanjutnya, artikel ketiga yang juga populer yaitu pertanyaan yang kerap muncul, kenapa Nuzulul Qur'an diperingati pada 17 Ramadhan, padahal Al-Qur'an turun pada malam Lailatul Qadar.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Bolehkah Memberikan Zakat Fitrah kepada Keluarga Sendiri? Simak Penjelasan Lengkapnya
Zakat fitrah adalah salah satu bentuk kewajiban ibadah bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat tertentu, dengan nilai yang biasanya sudah ditentukan setiap tahunnya.
Waktu pelaksanaan zakat fitrah adalah sebelum sholat Idul Fitri, hal ini bertujuan agar zakat dapat digunakan oleh penerima untuk memenuhi kebutuhan mereka pada hari raya.
Di antara hikmah disyariatkannya zakat adalah untuk menyucikan diri dari kesalahan dan dosa, sekaligus membantu meringankan beban hidup bagi mereka yang kurang mampu.
Islam telah menetapkan delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, gharim, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
Namun, apakah boleh jika memberikan zakat fitrah kepada keluarga atau kerabat sendri? Bagaimana hukumnya dalam Islam? Berikut penjelasan lengkapnya mengutip dari laman NU Online.
Advertisement
2. Pada Zaman Akhir Tidur Bisa Lebih Baik dari Sholat Tahajud, Gus Baha Jelaskan Pendapat Imam Ghazali
Ibadah di zaman akhir menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Banyak orang yang menganggap ibadah harus selalu berupa aktivitas fisik seperti sholat dan doa. Namun, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkapkan pendapat unik dari Imam Ghazali yang menyatakan bahwa di akhir zaman, tidur bisa menjadi ibadah terbaik.
Menurut ulama ahl tafsir asal Rembang Gus Baha, Imam Ghazali pernah berpendapat bahwa ada kondisi di mana tidur lebih baik daripada ibadah sunnah, termasuk sholat tahajud. Namun, hal ini tentu tidak berlaku untuk ibadah wajib seperti sholat lima waktu.
Pendapat ini bukan berarti meremehkan tahajud atau ibadah lainnya, tetapi sebagai bentuk pemahaman bahwa tidak semua orang mampu menjalani ibadah dengan niat yang benar. Ada orang yang tahajud dengan harapan keinginannya terkabul, tetapi ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, ia justru kecewa.
Dilansir dari sebuah tayangan di kanal YouTube @MuhammadNurBinYusuf, Gus Baha menjelaskan bahwa tidur bagi sebagian orang bisa lebih bermanfaat dibandingkan tahajud yang dilakukan dengan niat yang keliru.
“Daripada tahajud terus nuntut Allah supaya hajatnya terkabul, lebih baik tidur dan menikmati rahmat-Nya,” ujar Gus Baha mengutip pemikiran Imam Ghazali.
3. Mengapa Nuzulul Qur'an Diperingati 17 Ramadhan, Padahal Al-Qur'an Turun di Malam Lailatul Qadar?
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam, di mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu bentuk ibadah utama.
Tak hanya itu, di bulan yang penuh berkah ini, terdapat beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam. Salah satunya adalah peringatan Nuzulul Quran, yang dikenal sebagai waktu turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.
Peringatan Nuzulul Quran menjadi momen refleksi bagi umat Muslim untuk lebih mendalami Al-Qur'an. Namun, di balik peringatan ini, terdapat banyak aspek sejarah dan makna yang patut dipahami lebih lanjut.
Beberapa orang mungkin bertanya mengapa tanggal 17 Ramadhan dipilih sebagai waktu untuk memperingati Nuzulul Qur'an, sedangkan dalam firman Allah dan hadis Nabi menjelaskan bahwa Al-Qur'an turun pada malam Lailatul Qadar?
Advertisement
