Liputan6.com, Jakarta - Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Timur (Jatim) menyatakan nilai kerja sama bisnis yang diraih pengusaha Jatim dari business matching yang digelar Japnas dan Young Entrepeneur Network Development (YEN-D) mencapai Rp 840 miliar.
"Ini adalah bagian untuk meningkatkan nilai perekonomian dan mengembangkan mutu saing pengusaha Jawa Timur,” ujar Ketua Umum Japnas Wilayah Jawa Timur, Moh.Supriyadi dilansir Antara, Senin (23/9/2019).
Ratusan pengusaha dari enam negara Asia Tenggara atau ASEAN mengikuti acara penjajakan kerja sama bisnis atau business matching yang digelar Japnas dan YEN-D di Hotel JW Marriot Jakarta pada 21-22 September 2019.
Advertisement
Baca Juga
Awalnya, Japnas hanya menargetkan kerja sama hanya Rp 1 triliun. Akan tetapi, di luar dugaan mencapai Rp 3 triliun. Dari nilai itu, kerja sama dari pengusaha Jatim mencapai Rp 840 miliar.
Ia menuturkan, ada 16 sektor dalam kerja sama itu antara lain aksesoris, kosmetik, perhiasan, pertanian, transportasi, konstruksi, pakaian, garmen, pendidikan, teknologi digital, furnitur dan lainnya.
YEN-D merupakan program penggemblengan pengusaha muda Thailand digabung dengan pengusaha negara lain di kawasan ASEAN. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Ekonomi Thailand yang mana Indonesia merupakan salah satu partner.
Supriyadi menuturkan, acara ini merupakan kerja nyata dari Japnas untuk membuka jaringan dan kerja sama antara pengusaha Indonesia dengan lima negara di ASEAN.
Dengan ada business matching ini diharapkan terjalin kesepakatan kedua belah pihak pelaku usaha, terbuka network baru, dan saling bersinergi membuka peluang usaha yang baru.
"Business matching ini bisa menjadi gerbang awal untuk bisa menjalin kerja sama lanjutan antara pengusaha Indonesia dengan negara lain,” tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perusahaan Asal Inggris Tertarik Investasi di Jawa Timur
Sebelumnya, Pemerintah dan perusahaan asal Inggris melihat peluang investasi di Jawa Timur (Jatim). Hal ini ditunjukkan dari kedatangan Duta Besar Inggris, Owen John Jenkins untuk mendampingi sejumlah lembaga dan perusahaan asal Inggris yang akan berinvestasi di Jatim.
Dalam kunjungan Jenkins tersebut juga ditandai penandatanganan nota kesepahaman tiga kerja sama antarbisnis Jawa Timur dengan Inggris untuk sejumlah bidang diteken di Gedung Negara Grahadi pada Selasa, 27 Agustus 2019.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tersebut.
Satu di antara kerja sama itu pembangunan pusat pengelolaan limbah industri (PPLI) dan bahan beracun dan berbahaya (B3) di Dawarblandong, Mojokerto, Jawa Timur.
Perwakilan Serba Dinamik Internasional Limited (SDI Ltd.), perusahaan di bidang mesin dan peralatan Industri asal Inggris, dan PT Jatim Graha Utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur menandatangani MoU. Sementara itu, dua kerja sama yang lainnya ada yang di bidang pendidikan.
Kerja sama vokasi pengelasan bawah laut antara Welding Institut, Inggris, dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Ada juga kerja sama peningkatan kualitas dan kuantitas guru Bahasa Inggris di Jawa Timur.
"Selain itu, kami datang ke sini juga untuk melihat potensi dan peluang investasi di masa mendatang di Jawa Timur, termasuk di antaranya di bidang energi," ujar Owen, seperti ditelusuri dari suarasurabaya.net, ditulis Rabu, 28 Agustus 2019.
Dalam pertemuan tersebut, Khofifah dan Duta Besar Inggris Owen Jenkis membicarakan tentang potensi investasi lainnya di Jawa Timur yaitu tentang energi terbarukan.
"Pak dubes menyampaikan, kemungkinan Inggris tertarik investasi solar panel dan (pengolahan) sampah plastik menjadi energi," tutur dia.
Khofifah Indar Parawansa menuturkan, Inggris sedang menyiapkan investasi Rp 500 triliun untuk Indonesia. Pemprov juga meminta investasi itu juga dialirkan di Jawa Timur.
"Sebagian untuk tambahan investasi LRT di Jakarta, kemudian ada Jawa Barat, kemudian kami minta juga investasi untuk rencana LRT di Jawa Timur. Ini Saya sampaikan untuk koneksitas Gerbang Kertosusila," ujar dia.
(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)
Advertisement