Liputan6.com, Sidoarjo - Setelah menggelar pelatihan budi daya lele dan hidroponik untuk warga di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Minarak Brantas Gas (MBG) kembali menggelar pelatihan untuk pemberdayaan warga. Kali ini pelatihan yang diadakan MBG adalah membatik Shibori yang diikuti warga Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Pelatihan ini diikuti sekitar 30 emak-emak desa setempat. Warga di Sidoarjo yang ikut pelatihan ini sengaja dipilih yang benar-benar memiliki minat untuk belajar batik Shibori.
Dipilihnya Desa Kalidawir karena sebelumnya sudah ada Usaha Kecil Menengah Batik Celup Kalidawir, sehingga warga yang ikut pelatihan ini rata-rata sudah memiliki ilmu dasar membatik. Sementara untuk pemateri mendatangkan owner Gallery Rina (bidang texmo textile modifikasi) Surabaya, Katarina. Batik Shibori sendiri dikenal sebagai produk tradisional khas Jepang. Proses pembuatan Shibori memang mirip dengan pembuatan batik.
Advertisement
Baca Juga
Seperti halnya kain batik, proses pembuatan Shibori juga dibutuhkan bahan perintang untuk menahan warna agar tidak meresap ke bagian kain yang diinginkan. Bedanya, kalau bahan perintang untuk batik berupa lilin atau canting, maka shibori dibuat dengan cara dilipat atau disimpul.
Teknik pembuatan batik Shibori ini lebih mirip lagi dengan batik jumputan atau ikat celup. Ikat celup adalah teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain dengan cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan. Di beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti pelangi atau cinde, tritik atau jumputan, serta sasirangan.
"Shibori ini pembuatannya gampang dan cepat. Apalagi seperti diketahui warga di Kalidawir sudah belajar batik jumputan atau batik dengan pewarna alam, sehingga mereka mudah mengerti,” kata Katarina, Selasa (24/9/2019).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Teknik Shibori Itajime
Menurut Katarina, yang diajarkan kepada warga adalah teknik Shibori Itajime. Shibori Itajime ini dibuat dengan cara melipat dan menjepit kain di antara dua kayu. Selanjutnya mengikatnya dengan tali atau benang. Pola Shibori Itajime ini umumnya bernuansa kotak-kotak.
"Batik Shibori yang dipelajari warga ini, kata Katarina, selanjutnya bisa dimodifikasi dengan batik sebelumnya yang sudah dipelajari warga. Sehingga diharapkan akan bisa muncul UKM baru untuk meningkatkan perekonomian desa dan keluarga," ucapnya.
Ibu-ibu yang mengikuti menyambut positif kegiatan ini. Mereka tertarik dan baru tahu, proses pembuatan batik Shibori sangat sederhana dan cepat. Maka dia mengucapkan banyak terima kasih kepada tim pemateri serta Minarak Brantas Gas yang menyelenggarakan pelatihan tersebut.
"Batik Shibori ini sederhana dan cepat cukup lima menit. Semoga tambah semangat membatiknya dan bisa menambah perekonomian keluarga,” kata Ketua UKM Batik Celup Kalidawir Rina Handayani.
Public Relation Manager Minarak Brantas Gas Arief Setyo Widodo mengapresiasi ibu-ibu yang semangat mengikuti pelatihan ini. Arief berharap pelatihan shibori ini tidak sekadar menambah ilmu, tapi bisa mendorong ibu-ibu untuk membuka usaha menjadi perajin batik.
"Semoga bisa belajar membatik dengan baik dan bisa meningkatkan perekonomian serta apa yang menjadi harapan masyarakat Desa Kalidawir,” kata pria yang akrab disapa Yoyok tersebut.
Advertisement