Pengadilan Negeri Segera Sidang Bos PT Surabaya Country

Pengadilan Negeri Surabaya mengagendakan sidang Peninjauan Kembali (PK) kasus penggelapan setelah menerima permohonan dari pengusaha Bambang Poerniawan, yang dikenal sebagai bos PT Surabaya Country.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2019, 02:31 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2019, 02:31 WIB
Tempat Wisata di Kota Pahlawan, Surabaya (2)
Kebun Binatang Surabaya, salah satu objek wisata terkenal di Surabaya (Foto: wikimedia.org)

Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Negeri Surabaya mengagendakan sidang Peninjauan Kembali (PK) kasus penggelapan setelah menerima permohonan dari pengusaha Bambang Poerniawan, yang dikenal sebagai bos PT Surabaya Country.

Pemohon Bambang Poerniawan dalam perkara ini telah divonis 1,5 tahun pidana penjara di tingkat kasasi Mahkamah Agung (MA) setelah dinyatakan bersalah melanggar pasal 374 KUHP karena menggelapkan saham perusahaan senilai Rp510 juta.

Juru Bicara PN Surabaya Sigit Sutriono kepada wartawan  mengungkapkan, Bambang yang saat ini berstatus buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO), mengajukan memori PK tertanggal 4 Oktober 2019, dengan mencantumkan dua orang penuntut umum sebagai termohon, yaitu Darmawati Lahang dan Ratna Fitri Hapsari, dilansir dari Antara.

"Memori PK yang diajukan pemohon Bambang Poerniawan masih dipelajari oleh Ketua Pengadilan, yang selanjutnya nanti menunjuk majelis hakim yang akan menyidangkan," katanya.

Sigit menjelaskan dalam sidang PK yang diajukan oleh seorang terpidana sebagai pemohon, wajib dihadirkan di persidangan.

"Kalau pemohon yang berstatus terpidana berada di dalam rumah tahanan atau lembaga pemsyarakatan, bisa diwakilkan oleh kuasanya. Jika tidak ditahan maka wajib hadir," ujarnya.

Begitu pula terhadap pemohon PK yang berstatus DPO, Sigit menegaskan tetap wajib hadir di persidangan.

"Jika pemohon tidak hadir di persidangan maka dinyatakan tidak memenuhi syarat formil. PK-nya gak jalan," ucapnya di Surabaya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya