Rektor UNAIR Tekankan Kemaslahatan Umat Saat Pengukuhan 4 Guru Besar

Rektor Universitas Airlangga (UNARI), Surabaya, Prof M.Nasih menyampaikan selamat kepada para guru besar yang dikukuhkan, dalam pidato pengukuhan Guru Besar di Surabaya pada Sabtu, 30 November 2019.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Nov 2019, 21:18 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2019, 21:18 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pengukuhan 4 Guru Besar UNAIR

Liputan6.com, Surabaya - Rektor Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya, Prof moh. Nasih menyampaikan selamat kepada para guru besar yang dikukuhkan, dalam pidato pengukuhan Guru Besar di Surabaya pada Sabtu (30/11/2019).

“Eksistensi profesor tidak hanya pada nama. Tetapi lebih dari itu, harus dibuktikan dan didorong lalu dimanifestasikan pada karya yang membawa kemaslahatan umat," tuturnya di Surabaya.

Prof. Nasih menekankan, karya guru besar tidak boleh hanya berhenti di publikasi. Karena publikasi hanya bagian kecil dari kontribusi guru besar. Karya nyata berupa sumbangsih pada negaralah yang paling dibutuhkan.

Ada empat guru besar yang dikukuhkan, di antaranya dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta dua dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

Mereka itu adalah Prof. Dr. Elly Munadziroh, drg., M.S., profesor dalam bidang Ilmu Material Kedokteran Gigi (FKG); Prof. Dr. Ir. Sri Hidanah M.S., profesor dalam bidang Ilmu Produksi Ternak (FKH).

Selanjutnya, Prof. Dr. Pratiwi Pudjiastuti; Dra. M.Si., profesor dalam bidang Ilmu Kimia (FST); dan Prof. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti drh., M.Kes., profesor dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam Veteriner (FKH).

Masing-masing dari empat guru besar yang dikukuhkan di Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya itu memberikan pidatonya sesuai dengan bidang yang mereka geluti.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Pidato Para Guru Besar saat Pengukuhan

Kampus Unair
Kantor Pusat Manajemen Universitas Airlangga di Kampus C Unair, Jalan Ir Soekarno, Mulyorejo, Surabaya, Jatim. (www.unair.ac.id)

Prof. Elly pada kesempatan pertama memaparkan terobosannya mengenai Secretory Leukocyte Protease Inhibitor (SLPI) yang berguna untuk menghambat protease, anti-bakteri, kontrol aktivitas leukosit, dan efek lain yang mempercepat proses penyembuhan luka kronis.

Dalam hal ini UNAIR sukses membuat SLPI rekombinan lewat riset proteomik. "Saya harap produk SLPI bisa menjadi bagian dari produk industri media yang memenuhi kebutuhan nasional dan menekan nilai material impor," ungkap Prof. Elly.

Sementara itu Prof. Sri Hidanah memaparkan mengenai pentingnya pengembangan produk pakan bebas residu antibiotik. Merespon kebutuhan obat-obatan pada sektor peternakan, Prof. Sri menawarkan produk nano partikel ekstrak meniran sebagai pengganti Antibiotic Growth Promoters (AGP) yang memiliki nilai residu tinggi.

"Perlu diketahui, ekstrak meniran juga berguna untuk memacu pertumbuhan unggas, mencegah diare, mengurangi konversi pakan, serta mengurangi bau kotoran hewan ternak," ungkapnya.

Prof. Pratiwi di samping itu, menyampaikan orasi ilmiahnya mengenai Cangkang Kapsul Rumput Laut sebagai Strategi Pengembangan Nutraseutikal Halal. Guru Besar FST tersebut menyoroti cangkang kapsul rumput laut yang berpotensi. Ke depan melalui inovasi Prof. Pratiwi, UNAIR siap untuk menyumbangkan satu produk kepada pasar.

"Tidak berhenti pada cangkang nutraseutikal halal, harapannya ke depan kami mampu mengembangkan produk-produk lain yang lebih progresif dari pengembangan rumput laut dengan teknologi nano," tutup Prof. Pratiwi.

Prof. Wiwik pada kesempatan terakhir, menyampaikan mengenai buah delima yang berpotensi sebagai obat herbal pencegah fibrosis hati. Fibrosis sendiri merupakan kondisi atas respons penyembuhan luka akibat jejas (luka) berulang pada hati. Penelitian ini sendiri menjadi penting karena hingga saat ini belum ditemukan terapi medis yang efektif bagi sirosis hati.

"Penelitian atas manfaat delima sendiri menunjukkan kebenaran alquran dalam surat Ar-Rahman dalam penelitian klinis. Karena delima telah terstandar empat puluh persen ellagic acid dan mampu mencegah fibrosis hati," tuturnya.

Perlu diketahui, pada pengukuhan guru besar tersebut disebutkan bahwa di tahun 2019 UNAIR berhasil memperoleh pencapaian cemerlang dengan mengukuhkan total 21 guru besar. Ditemui di hari berbeda, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM), Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum., menyatakan bahwa angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah berdirinya UNAIR.

"Hal ini terjadi karena selain sistem yang kini dipermudah, dosen-dosen UNAIR menunjukkan aktivitas akademik yang mengagumkan, khususnya pada pengamalan tri dharma perguruan tinggi dan publikasi jurnal internasional," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya