Liputan6.com, Jakarta - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyatakan terus memantau kondisi mahasiswa Unesa penerima beasiswa di Wuhan, China.
Unesa juga telah mengirimkan sejumlah dana untuk mendukung kebutuhan cadangan makanan mahasiswa yang terisolasi di Wuhan. Hal ini mengingat harga bahan makanan meningkat di wilayah tersebut.
"Sudah jam 3 sore kemarin transfer ke mereka. (Harga-red) naik tiga hingga empat kali lipat,” ujar Humas Unesa, Vinda Maya saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Selasa (28/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Jumlah mahasiswa Unesa penerima beasiswa di Wuhan hanya 10 orang dari sebelumnya disebutkan 12 mahasiswa. Ini lantaran dua mahasiswa sudah pulang ke Indonesia sebelum virus corona merebak.
Vinda mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan mahasiswa Unesa di Wuhan. Kondisi mahasiswa Unesa tersebut dalam kondisi aman. "Sehari bisa empat kali, telepon video call dengan mereka. Jam 2 kemarin KBRI di Beijing, diwakili Adikbud Pak Yahya teleponan dengan pak rector (Nurhasan-red) menyampaikan kondisi terbaru alhamdullilah masih aman,” ujar dia.
Vinda menambahkan, kepulangan mahasiswa Unesa tersebut juga menunggu situasi stabil. Adapun empat mahasiswa sudah habis masa program beasiswana pada 2 Februari 2020. “Diperpanjang, sesuai stabilnya situasi,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rektor Unesa Pastikan KBRI Siapkan Cara Pemulangan Mahasiswa dari Wuhan
Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Nurhasan mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China tengah menyiapkan formulasi pemulangan mahasiswa yang masih terisolir di Wuhan, China.
"Kami dan KBRI kemarin (26 Januari) sudah rapat terbatas untuk menyiapkan membuat formula yang baik pemulangan. Jangan sampai proses pemulangan justru berdampak mereka tertular. Karena penularan virus corona masih dalam kajian," tutur dia, Senin
Nurhasan mengatakan, meskipun formulasi pemulangan telah disiapkan, tapi Pemerintah China belum memberikan izin mereka keluar dari Wuhan atau pulang ke Indonesia.
"Mereka masih berada di asrama kampus, karena tempat itu yang dianggap paling aman dan steril," ujar dia.
Menyikapi keluhan mahasiswa yang cadangan logistiknya menipis, Nurhasan menegaskan, pihak Unesa tengah berupaya mentransfer sejumlah uang untuk mendukung kebutuhan cadangan makanan mahasiswa yang terisolasi di Wuhan.
"Sudah proses, saya minta pagi tadi untuk kirim rekening dan hari ini kami transfer uang. Kami sampaikan agar mereka jangan sampai mengurangi porsi makan. Karena kalau kondisi mereka tidak sehat, maka kekebalan tubuh mereka berkurang dan mudah terkena virus," ucap dia.
Advertisement
Selanjutnya
Nurhasan meralat jumlah mahasiswa Unesa yang masih terisolir di Wuhan. Sebelumnya dia mengatakan ada 12 mahasiswa, tapi saat ini jumlah mahasiswa Unesa di kota tersebut hanya 10. Lantaran, dua mahasiswa sudah pulang ke Indonesia sebelum virus corona merebak.
Lebih lanjut, 10 mahasiswa yang terisolasi di Wuhan masih bisa makan makanan bergizi dengan cara memasak sendiri. Artinya tidak bergantung pada makanan instan. Meskipun harga bahan makanan sudah mulai melambung tinggi.
"Mereka masih masak, beli bahan makanan sendiri seperti sayur dan kacang-kacangan. Harganya naik empat kali lipat, yang sebelumnya Rp20 ribu sekarang Rp80 ribu," kata dia.
Selain masalah biaya hidup, Nurhasan mengungkapkan, KBRI China juga akan membantu mahasiswa mengurus visa. Dia juga meminta empat mahasiswa yang pada 2 Februari 2020 sudah habis masa program beasiswanya untuk tetap tenang.
"Yang habis masa beasiswanya tanggal 2 Februari itu tidak perlu panik, tenang saja dan ikuti aturan kampus," ujar dia.