Liputan6.com, Jakarta - Ribuan orang pelayat Gus Sholah berjubel mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur mulai dari para tokoh hingga warga biasa yang datang dari berbagai daerah. Kepadatan pun ditemui di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
Pintu pagar yang digunakan untuk membatasi area makam pun jebol, karena menahan banyaknya pelayat yang ingin masuk. Dari pantauan merdeka.com Senin (3/2/2020), ribuan orang pelayat Gus Sholah terus berjubel.
Kondisi ini pun membuat area pondok pesantren penuh sesak dengan para pelayat. Demikian juga dengan area luar makam. Para pelayat berjejal di sekitar pagar area makam.
Advertisement
Baca Juga
Mereka hendak ikut masuk ke makam. Akan tetapi, tidak bisa karena dilarang masuk kecuali duriyah (keluarga) dan para tamu undangan khusus. Hal ini pun sempat menyebabkan aksi saling dorong antara penjaga pagar dengan para pelayat yang ingin masuk.
“Tolong-tolong, jangan didorong. Itu pagarnya sudah jebol, tolong jangan didorong lagi,” tutur seorang dari pengeras suara.
Keriuhan ini semakin memuncak setelah jenazah Gus Sholah yang diusung dengan menggunakan keranda hendak memasuki area makam. Para santri dan pelayat saling berebut menanggul keranda itu.
Reporter: Erwin Yohanes
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kondisi Membaik
Akan tetapi, kondisi berangsur surut usai jenazah Gus Sholah sampai di dalam pemakaman. Para santri dan pelayat yang ada di luar area makam, lalu duduk di sekitar makam dan memanjatkan doa bersama.
Sebelumnya, Gus Sholah tutup usia usai kritis setelah operasi jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Gus Sholah meninggal dunia pada usia 77 tahun.
Advertisement