Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya menyatakan pembangunan Jalan Middle East Ring Road (MERR) IIC Gunung Anyar untuk memecah kemacetan di Jalan Ahmad Yani. Selama ini jalan tersebut menjadi arus utama menuju dan keluar Surabaya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat menuturkan, dengan dibukanya MERR IIC sisi barat, diharapkan kendaraan yang biasanya melintasi Jalan Ahmad Yani beralih ke Jalan MERR.
"Jalan MERR IIC ini memang diproyeksi sebagai salah satu alternatif untuk mendistribusikan lalu lintas sebagian kendaraan yang biasa melintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya," ujar dia.
Advertisement
Baca Juga
Dinas Perhubungan Surabaya pun memastikan jalan menghubungkan Surabaya dengan Sidoarjo tersebut telah rampung. Jalan itu akan dibuka pada Sabtu, (15/2/2020) pukul 09.00 WIB. Dinas Perhubungan Surabaya pun akan evaluasi selama sepekan terkait beroperasinya jalan tersebut. "Jam 9 nanti (dibuka-red),” ujar Irvan saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Peresmian jalan itu akan dilakukan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma). Irvan menuturkan, sebelum jalan itu diresmikan, pihaknya memastikan saat ini seluruh utilitas kelengkapan jalan di sisi wilayah Surabaya sudah siap. Baik itu rambu marka jalan, Traffic Light (TL) maupun CCTV (Closed Circuit Television).
"Jadi di sisi Surabaya kita semuanya sudah siap, tinggal besok evaluasi ketika ujicoba dan termasuk evaluasi sisi Jalan Ahmad Yani. Jadi, pengaruhnya terhadap Jalan Ahmad Yani seberapa persen,” kata Irvan.
Dia menuturkan, dahulu ketika Jalan MERR IIC sisi timur dibuka, pengaruh terhadap volume kendaraan di Jalan Ahmad Yani berkurang sekitar 7 persen. Karena itu, pihaknya yakin, jika nantinya Jalan MERR IIC sisi barat dibuka, akan berpengaruh lebih besar terhadap volume kendaraan di Jalan Ahmad Yani.
"Mungkin yang pembukaan sisi barat akan lebih besar pengaruhnya terhadap Jalan Ahmad Yani arah masuk kota (Surabaya),” katanya.
Irvan menjelaskan, pembangunan MERR IIC dilakukan untuk memecah kemacetan di Jalan Ahmad Yani yang selama ini menjadi arus utama menuju dan keluar Surabaya. Dengan dibukanya MERR IIC sisi barat, diharapkan kendaraan yang biasanya melintasi Jalan Ahmad Yani beralih ke Jalan MERR.
"Jalan MERR IIC ini memang diproyeksi sebagai salah satu alternatif untuk mendistribusikan lalu lintas sebagian kendaraan yang biasa melintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Evaluasi
Akan tetapi, Irvan menyebut, masih ada perbaikan jalan yang harus dikoordinasikan dengan BPJN (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional). Lantaran, jalan tersebut berada di luar wilayah Kota Surabaya, terlebih kondisinya juga cukup curam.
“Jadi dari arah MERR (Surabaya) belum diperbolehkan belok kiri ke Jalan H. Anwar Hamzah, Sidoarjo, karena juga cukup curam dan berbahaya,” kata dia.
Namun begitu, Irvan memastikan, seusai diresmikan, pihaknya juga bakal melakukan evaluasi untuk menyesuaikan terkait kebutuhan rambu atau marka jalan. Hal ini tentunya akan menyesuaikan dengan perilaku pengguna jalan.
“Besok ketika ujicoba tentu akan ada tambahan-tambahan rambu atau marka. Jadi ada evaluasi selama seminggu untuk before-after ujicoba operasional,” imbuhnya.
Advertisement
Jalan MERR IIC
Jalan MERR ini memiliki panjang total sekitar 10,8 kilometer, dengan lebar jalan mencapai 40 meter dan terbagi menjadi tiga segmen. Yakni,M ERR II A mulai Jalan Kenjeran (Kalijudan) sampai perempatan Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Kemudian, MERR II B mulai perempatan Kampus C Unair sampai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim. Serta, MERR II C mulai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim sampai Jembatan atau Tol Tambak Sumur.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati mengungkapkan, untuk mendukung pembangunan jalan ini, sejak 1997, Pemkot Surabaya telah melakukan proses pembebasan lahan. Setidaknya ada 551 persil yang telah dibebaskan dan berada di wilayah 9 kelurahan.
"Kalau pembebasan plus fisiknya itu, kira-kira kita anggarannya sekitar Rp 425 miliar yang sudah dikeluarkan Pemkot Surabaya,” kata Erna.
Bahkan, kata Erna, Pemkot Surabaya juga melakukan konsiyasi untuk ganti rugi pembebasan lahan yang berada di wilayah Gunung Anyar. Lantaran wilayah itu dinilai cukup padat, yakni terdapat 284 persil. Namun, yang dikonsiyasi sebanyak 24 persil.
"Ada 17 persil yang sudah selesai proses konsinyasi, jadi mereka sudah ambil uangnya di pengadilan. Sedangkan yang 7 persil, masih belum diambil (konsinyasi)," pungkasnya.