Intip Kinerja Ekspor Impor Jatim di Tengah Merebaknya COVID-19

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiawan mengatakan, selama Februari 2020, impor dari China sebesar USD 196,95 juta, lebih rendah dibanding Januari 2020 tercatat USD 497,96 juta.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2020, 04:01 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 04:01 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menyatakan impor Jawa Timur dari China sepanjang Februari 2020 turun sebesar 60,45 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal itu dipengaruhi mewabahnya virus corona (Covid-19).

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiawan mengatakan, selama Februari 2020, impor dari China sebesar USD 196,95 juta, lebih rendah dibanding Januari 2020 tercatat USD 497,96 juta.

"Untuk nilai impor keseluruhan Jawa Timur pada Februari 2020 mencapai USD 1,61 miliar , turun sebesar 20,56 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Angka itu juga mengalami penurunan sebesar 8,20 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya," kata dia, seperti dikutip dari Antara, Senin, 16 Maret 2020.

Impor migas, kata dia, pada Februari 2020 ke Jawa Timur turun sebesar 18,46 persen, dari USD 483,36 juta menjadi USD 394,11 juta, dan menyumbang 24,50 persen dari total impor Februari 2020.

"Impor nonmigas Jatim juga mengalami penurunan sebesar 21,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,54 miliar dolar AS menjadi 1,21 miliar dolar AS. Impor nonmigas menyumbang 75,50 persen total impor Februari 2020 ke Jawa Timur," kata dia.

Sementara itu, jika dilihat menurut negara asal barang impor, kata Dadang, China tercatat sebagai negara asal barang yang masuk Jawa Timur terbesar selama Februari 2020, sebesar 16,21 persen. Disusul Argentina dan Amerika Serikat yang memberikan kontribusi pada pasar impor masing-masing sebesar 8,95 persen dan 7,46 persen.

Selain impor, ekspor dari Jawa Timur ke China pada Februari 2020 juga turut terganggu wabah virus corona. Pada Februari 2020 turun sebesar 40,77 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Secara keseluruhan, nilai ekspor Jatim pada Februari 2020 mencapai 2,00 miliar dolar AS, atau naik sebesar 11,29 persen dibandingkan Januari 2020 yang hanya USD 1,80 miliar dolar AS. Dibandingkan Februari 2019, nilai ekspor Jatim juga naik sebesar 18,63 persen," katanya.

Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor komoditas nonmigas Jatim naik sebesar 8,30 persen. Yaitu dari USD 1,76 miliar menjadi USD 1,91 miliar . Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 95,31 persen dari total ekspor Februari 2020.

"Begitu pula yang terjadi pada ekspor komoditas migas yang naik sebesar 153,49 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari USD 37,00 juta menjadi USD 93,79 juta. Peranan ekspor komoditas migas menyumbang 4,69 persen total ekspor Jawa Timur pada Februari 2020," ujar Dadang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Surabaya Alami Surplus pada Februari

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pelindo III Permudah Proses Ekspor Impor
(Foto:@Pelindo III)

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur meliris neraca dagang pada awal pekan ini Tercatat Jawa Timur alami surplus pada Februari 2020.

Neraca perdagangan selama Februari 2020 mengalami surplus USD 391,95 juta. Surplus ini disebabkan karena ada selisih perdagangan yang positif pada sektor nonmigas maupun sektor migas, sehingga secara agregat neraca perdagangan menjadi surplus. Sektor nonmigas mengalami surplus sebesar USD 692,27 juta sedangkan sektor migas mengalami defisit sebesar USD 300,32 juta.

Secara kumulatif, selama Januari-Februari 2020, neraca perdagangan Jawa Timur juga mengalami surplus sebesar USD 164,63 juta. Hal ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor di sektor nonmigas yang surplus sebesar USD 911,32 juta walaupun sektor migas justru mengalami defisit sebesar USD 746,69 juta. S

urplus sektor nonmigas ini perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jawa Timur semakin besar di periode berikutnya. Disamping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya