Liputan6.com, Jakarta - Frank Zappa, seorang musisi kenamaan Amerika Serikat suatu kali menyatakan too many book, too little time (begitu banyak buku, begitu sedikit waktu). Benar saja, untuk mempelajari satu disiplin ilmu saja, kita butuh membaca ratusan, bahkan ribuan buku.
Selama beribu tahun, buku adalah sarana penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Melalui buku, beragam ilmu bisa ditularkan, dipelajari, dan lalu diterapkan. Begitu pentingnya buku, hingga UNSECO, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menaruh penghormatan khusus.
Penghormatan itu berupa Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia yang diperingati setiap tahun pada 23 April. Hari buku setidaknya mempunyai tiga aspek penting, yaitu mempromosikan peran membaca, peran penerbitan buku, dan hak cipta, dikutip dari worldbookday.com.
Advertisement
Baca Juga
Peringatan atas buku pertama dicetuskan oleh Vicene Clavel Andrés, seorang penulis Valencia, Spanyol. Semula ia hanya ingin menghormati seorang penulis Miguel de Cervantes yang kebetulan meninggal pada tanggal 23 April.
Meneruskan niat baik tersebut, UNESCO pada 1995 menjadikan 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia. Menengok sejarah, tak disangka, ternyata 23 April merupakan hari penting bagi dunia kepenulisan.
Sebut saja William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega, meninggal pada 23 April. Menurut UNESCO, pada tanggal itu, banyak penulis lain yang meninggal dunia atau yang lahir.
Pada Hari Buku Sedunia kali ini, Liputan6.com akan membahas sebuah toko buku penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Jawa Timur, khususnya dalam pengembangan khazanah keilmuan Islam, yaitu Toko Bulu Salim Nabhan di Surabaya.
Toko buku legendaris ini berada di Jalan Panggung No.148, Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya, Jawa Timur. Pemiliknya adalah seorang keturunan Arab yang tinggal di Surabaya, namanya Salim bin Sa'ad Nabhan, dikutip dari berbagai sumber.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Berdiri Sejak 1908
Toko buku ini berdiri pada 1908 di Surabaya. Menjual beragam buku-buku berbahasa Arab sebagai rujukan bagi para pengkaji ilmu-ilmu agama. Kehadiran toko buku ini sangat penting bagi kelangsungan penyebaran khazanah ilmu Islam di Surabaya dan sekitarnya.
Pada saat itu, untuk mengakses buku-buku induk untuk ilmu-ilmu agama Islam bukan hal mudah. Toko Buku Salim Nabhan berangsur menyediakan referensi-referensi tersebut. Biasanya, para santri mencari buku-buku rujukan agama di toko buku ini, setelah menelan beraneka ilmu di pondok.
Seiring waktu, Salim bin Sa'ad mengembangkan bisnisnya ke arah yang lebih serius lagi, yaitu mendirikan penerbitan buku Maktabah Salim ibn Sa'ad Nabhan Surabaya. Tak kalah penting, lini bisnis baru ini kemudian memfasilitasi penerbitan kitab-kitab kuning pesantren, serta menerbitkan sejumlah kitab karya ulama Nusantara.
Advertisement