Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Jember sebagai peraih tertinggi partisipasi sensus penduduk secara daring (online) se-Jawa Timur yang mencapai 733.087 jiwa.
Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiawan menyerahkan, langsung piagam tersebut kepada Bupati Jember Faida di Pendapa Wahyawibawagraha Kabupaten Jember, Jumat, 3 Juli 2020.
"Kesadaran warga Jember sangat tinggi untuk terlibat dan menyukseskan kegiatan sensus penduduk online, sehingga total warga yang berpartisipasi dalam sensus itu mencapai 733.087 jiwa," kata Kepala BPS Provinsi Jawa Timur Dadang Hardiwan di Jember, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Sensus penduduk daring, lanjut dia, tetap berjalan maksimal di Kabupaten Jember, meskipun di tengah pandemi COVID-19 dan masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan.
"Pelaksanaan sensus penduduk sejak awal selalu dievaluasi dan perkembangannya dimonitor setiap hari hingga pada batas pelaksanaan akhir 29 Mei 2020," ujar dia.
Bupati Jember Faida mengatakan, Pemkab Jember mendapatkan apresiasi dari BPS Provinsi Jawa Timur atas pencapaian partisipasi tertinggi sensus penduduk daring.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Kesadaran Masyarakat
Ia mengaku, tidak menyangka akan mendapat penghargaan itu dan terlebih semua tidak melihat sensus daring sebagai suatu lomba. Partisipasi masyarakat merupakan suatu kesadaran sensus penduduk bukan hanya tanggung jawab BPS.
BPS sebelumnya memberi target pencapaian 24 persen, namun Pemkab Jember menargetkan tercapai 50 persen. Saat situasi pandemi COVID-19 akhirnya mencapai target 29 persen atau lebih dari target BPS, tetapi itu mencapai terbaik se-Jawa Timur.
Bupati mengaku akan menuntaskan pencapaian target sensus dan target itu bisa tercapai karena adanya kerja keras dari seluruh pihak, melalui sosialisasi sensus penduduk daring yang dibantu satgas informasi satu desa satu orang.
"Banyak desa di Jember yang melebihi target dan pencapaian sensus penduduk 100 persen, meskipun dalam evaluasi ditemukan masih ada desa yang targetnya minim," ujarnya.
Advertisement