Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) kembali melakukan sidak kepatuhan warga Surabaya untuk mematuhi protokol kesehatan terutama memakai masker pada Jumat, (17/7/2020).
Risma dan jajarannya keliling di Jalan Tanjungsari, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. Dalam unggahan video @sapawargasby, Risma tampak turun ke jalan dan masuk ke gang untuk mengingatkan warga agar patuh menggunakan masker saat keluar rumah.
Ia sambil berjalan, dan menyusuri gang, serta memakai pengeras suara untuk mengingatkan warga memakai masker. Ia juga mengingatkan warga untuk tidak berkerumun dan bergerombol kepada warga Surabaya.
Advertisement
Baca Juga
"Jangan gerombol nanti sakit. Tolong jangan gerombol. Yang ribuan sudah sakit, yang meninggal ratusan. Tolong pakai masker," ujar dia.
Risma blusukan menyusuri gang untuk ingatkan warga pakai masker ini bukan pertama kali. Sebelumnya ia bersama tim gabungan blusukan ke Pasar Keputran Utara dan Selatan.
Ia terjun ke Pasar Keputran untuk memimpin operasi penertiban masker baik kepada pedagang dan pembeli. Namun, pada operasi kali ini, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu tak hanya ditemani oleh jajarannya.
Risma ditemani Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Pangkogabwilhan II) Marsdya TNI, Imran Baidirus, serta Danrem Tipe A 084/Bhaskara Jaya, Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo, dan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Johnny Eddizon Isir.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Risma: Yang Sakit Sudah Ribuan, Jangan Ditambah Lagi
Dengan berjalan kaki bersama, Risma bersama rombongan menyisir di sepanjang Jalan Keputran. Hal ini untuk memastikan para pedagang serta pembeli di kawasan itu menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak dan memakai masker.
"Maskernya dipakai, jangan diturunkan. Yang sakit sudah ribuan jangan ditambah lagi. Nanti kalau sakit diisolasi 14 hari. Tidak enak memang (pakai masker), tapi kalau nanti sakit lebih tidak enak lagi," kata Wali Kota Risma saat mengimbau para pedagang dan pembeli di pasar, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, Selasa, 14 Juli 2020.
Tak hanya melakukan penertiban masker, seluruh pedagang beserta karyawan di pasar itu juga dilakukan rapid test atau tes cepat massal oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya.
Hal ini untuk mengantisipasi tidak ada warga yang terpapar COVID-19. Bagi warga yang hasil rapid test reaktif, mereka langsung dibawa ke salah satu hotel oleh Pemkot Surabaya untuk isolasi sembari dilakukan test swab.
"Kita rapid test semua, sebetulnya ini sudah ketiga kali di sini. Cuma sekarang saya pilih siapa yang ikut di-rapid. Jadi ini pengaruh dampaknya bisa ke kampung-kampung, karena itu kita lakukan (rapid test) ini supaya kampungnya juga aman,” ujar Wali Kota Risma.
Risma menilai, pasar merupakan salah satu tempat pertemuan orang dengan jumlah besar. Seperti di Pasar Keputran yang menjadi induk pertemuan pedagang antardaerah. Oleh karena itu, disiplin menerapkan protokol kesehatan di pasar menjadi salah satu fokus utamanya.
"Jadi karena itu kenapa kemarin Kepala BNPB menyampaikan bahwa Surabaya (kasus Covid-19) sudah turun, tapi harus dijaga supaya tidak ada pimpong. Karena itu kenapa kita turun di sini, bahwa pertemuannya itu bukan hanya jumlah orang tapi juga berbagai wilayah,” ujar dia.
Advertisement