Penularan COVID-19 Turun, Risma Sebut Kondisi Surabaya Sudah Zona Hijau

Wali Kota Surabaya Risma menyampaikan hal itu saat mengelar video conference (vidcon) dengan para pedagang serta perwakilan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Gunung Anyar.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2020, 12:09 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2020, 10:51 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismahari (Risma) berkunjung ke Lembaga Penyakit Tropik (LPT) dan Rumah Sakit Pendidikan Unair pada Selasa (3/3/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menyatakan, kondisi Surabaya sudah lebih baik dari sebelumnya. Hal itu diungkapkannya berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), wilayah Surabaya tingkat penularannya sudah menurun dengan kesembuhan yang meningkat.

Risma menyampaikan hal itu saat mengelar video conference (vidcon) dengan para pedagang serta perwakilan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Gunung Anyar. Risma membahas penurunan penyebaran COVID-19 di Surabaya terutama kawasan Gunung Anyar Surabaya.

"Di mana kondisi Surabaya sudah hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak,” ujar Risma, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, ditulis Senin, (3/8/2020).

Selain itu, Risma menuturkan, wilayah Gunung Anyar yang dilakukan pemblokiran lokal ke arah Pondok Candra akan dibuka. Hal itu penting dilakukan supaya masyarakat dapat mengaktifkan kembali usahanya. Namun begitu, ia juga berharap kepada warga di sana agar lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Saya membuka ini supaya masyarakat bisa aktif kembali dengan usahanya. Jadi mohon untuk dipatuhi jangan terjadi hal yang tidak diinginkan,” kata dia.

Bahkan, untuk mendukung upaya itu, Risma memastikan bakal terus mengembangkan protokol kesehatan yang sudah ada. Seperti membuat protokol di bengkel, serta kawasan perdagangan. Oleh karena itu, Presiden UCLG Aspac ini akan membagikan peralatan-peralatan baik di pasar maupun pertokoan.

“Akan saya tata itu. Saya beri tirai plastik, nampan untuk transaksi. Kemudian wastafel di titik-titik keramaian. Saya berharap nanti kita bisa menata pasar sperti pasar-pasar yang lain,” ujar dia

Di kesempatan yang sama, Wali Kota Risma meminta agar warga mengoptimalkan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo untuk menekan angka penyebaran. Ia juga berpesan kepada camat serta jajaran terkait untuk terus melakukan pendampingan dan pemantauan.

"Mohon untuk saling mengingatkan satu sama lain. Apalagi sudah ada Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dijaga jaraknya kalau ada pembeli yang tidak menggunakan masker boleh tidak dilayani," kata dia.

Di akhir paparannya, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga berpesan agar masyarakat lebih disiplin terhadap protokol kesehatan. Menurutnya, saat ini orang yang terlihat sehat bisa membawa virus tersebut.

"Karena yang sakit itu tidak selalu di rumah. Tetapi bisa dia tidak kelihatan sakit. Tapi dia carier atau pembawa," pungkasnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Melihat Peta Risiko

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kalau melihat data infocovid-19.jatimprov.go.id, Kota Surabaya masih masuk risiko tinggi atau zona merah. Selain Surabaya juga ada Kota Malang, Gresik, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Jombang dan Kota Batu.

Demikian juga di laman covid19.co.id/peta-risiko, Kota Surabaya masih risiko tinggi.

Berdasarkan data infocovid19.jatimprov.go.id, total pasien konfirmasi positif COVID-19 mencapai 8.756 orang hingga 1 Agustus 2020. Rinciannya antara lain konfirmasi dirawat sebanyak 2.599 orang, konfirmasi sembuh sebanyak 5.831 orang, dan pasien meninggal sebanyak 776 orang.

Adapun pasien konfirmasi berdasarkan perawatan dan isolasi yaitu isolasi di rumah mencapai 1.250 orang, isolasi di gedung sebanyak 239 orang dan konfirmasi isolasi rumah sakit sebanyak 1.110 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya