PDIP Cari Kriteria Ini untuk Gantikan Risma di Pilkada Surabaya

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui, memang ada daerah yang mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Sep 2020, 21:34 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2020, 23:52 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konsolidasi organisasi internal partai DPD PDIP Jatim (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum mengumumkan nama bakal calon wali kota Surabaya untuk kontenstasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020. 

Namun, dibalik itu semua ternyata partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mencari orang yang mempunyai kriteria yang tepat untuk menggantikan Tri Rismaharini (Risma). 

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui, memang ada daerah yang mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Salah satunya Surabaya, Jawa Timur.

"Selama hampir 10 tahun Ibu Risma memimpin, Surabaya menjadi icon begitu banyak identitas keberhasilan: smart city; the green city; the cultural city; dan begitu banyak identitas lainnya. Karena itulah Surabaya akan dijaga dan dilindungi oleh anggota dan kader Partai yang menyatu dengan rakyat untuk memenangkan Pilkada," ujar Hasto di Surabaya, Minggu (30/8/2020). 

Hasto mengatakan, untuk menjadi calon kepala daerah dari PDIP harus memenuhi kriteria ideologis Pancasilais serta memiliki kemampuan teknokratis guna menyelesaikan masalah rakyat.

"Atas dasar hal tersebut, PDI Perjuangan tidak ingin Surabaya jatuh ke tangan yang salah; jatuh kepada mereka yang hanya mengandalkan modal besar, dan dibelakangnya berdiri mereka yang ingin mengubah tata kota hanya karena berburu kepentingan kapital,” ujar Hasto.

"Kepemimpinan ke depan Kota Surabaya adalah kesinambungan visi dan misi sebagaimana sudah diletakkan oleh Wali kota Mas Bambang DH, Bu Risma dan terutama kesinambungan harapan bagi wong cilik agar Surabaya tetap dipimpin oleh mereka yang memiliki jiwa kerakyatan," ia menambahkan.

Dengan pertimbangan itulah, Megawati memerintahkan Hasto ke Surabaya untuk konsolidasi. Hasto datang bersama dengan Djarot Syaiful Hidayat, Tri Rismaharini, dan Arif Wibowo yang semuanya merupakan jajaran DPP PDIP. Acara konsolidasi tersebut juga dihadiri Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Hasto: Tak Ada Tarik Tambang Politik

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pada kesempatan itu, Hasto juga menegaskan, tak ada “tarik tambang politik” antara dirinya dengan Risma seperti digambarkan sejumlah media. "Ada media tertentu yang menggambarkan kami ada drama tarik-menarik. Saya tidak tahu informasinya dari mana. Karena tidak ada wawancara," ujarnya.

Hasto menegaskan, dalam tubuh PDI Perjuangan tidak ada tarik-menarik. Yang ada adalah upaya menarik dengan sekuat-kuatnya untuk kesejahteraan rakyat. 

"Tidak ada tarik tambang politik di internal Partai. Yang ada adalah menarik rakyat agar bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan. Semua taat sepenuhnya kepada keputusan Ketua Umum Partai, Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang juga ketua DPP PDIP menegaskan, untuk menang di Surabaya, dibutuhkan modal sosial, yang jauh lebih penting ketimbang uang. "Dan ciri kepemimpinan PDI Perjuangan adalah selalu menyatu dengan rakyat di Surabaya,” ujar Risma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya