Sasaran Pemkot Surabaya Gelar Tes COVID-19, dari Ponpes hingga Salon

Pemkot Surabaya tak hanya menyasar tempat publik, tempat nongkrong dan keramaian untuk menggelar tes COVID-19 baik dengan metode tes usap dan swab serta rapid test atau tes cepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Sep 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2020, 13:11 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya terus berupaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan terus gencar melakukan tes COVID-19 kepada warganya.

Pemkot Surabaya tak hanya menyasar tempat publik, tempat nongkrong dan keramaian untuk menggelar tes COVID-19 baik dengan metode tes usap dan swab serta rapid test atau tes cepat.

Salah satu tempat jadi sasaran Pemkot Surabaya yaitu pondok pesantren yang ada di Surabaya, Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena santrinya sudah ada yang kembali ke pondok masing-masing.

"Jadi, atas perintah Bu Wali Kota (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini), kita dari Gugus Tugas dan teman-teman Dinkes, Dinsos, jajaran kecamatan dan kelurahan diminta untuk melakukan tes swab di pondok pesantren. Kita juga dibantu oleh jajaran Kapolsek dan Danramil," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, ditulis Senin (28/9/2020).

Berikut sejumlah rangkuman sasaran Pemkot Surabaya untuk gelar tes COVID-19:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pondok Pesantren

(Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)
Pemkot Surabaya menyasar lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Surabaya, Jawa Timur untuk gelar tes COVID-19. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Pemkot Surabaya melakukan tes usap COVID-19 di tiga pondok  pesantren. Pertama, di Pondok Pesantren Sunan  Kali Jaga Jl. Simokalangan No. 172 Kecamatan Sukomanunggal yang digelar pada Kamis, 24 September 2020.

Di Ponpes ini, Pemkot Surabaya melakukan tes swab atau tes usap kepada 60 orang, terdiri dari 5 orang warga dan 55 orang santri dan pengurus pondok.

Kedua di Ponpes Muhammadiyah Putat Jaya yang digelar pada Jumat, 25 September 2020.  Di Ponpes ini diikuti oleh 29 orang yang terdiri dari pengurus Ponpes dan santri.

Kemudian ketiga dilakukan di Ponpes PPTQ Kids Darul Qur'an Jalan Tenggilis Mejoyo Surabaya yang digelar pada Sabtu, 26 September 2020.

Di Ponpes ini, tes usap dilakukan kepada 50 orang yang terdiri dari pengasuh, pengurus pondok dan santri.


Alasan gelar tes COVID-19 di ponpes

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Kepala BPB Linmas Surabaya Irvan Widyanto menuturkan, tes usap ini memang sangat penting dilakukan di pondok pesantren, terutama ponpes yang santrinya sudah kembali ke pondok.

Sebab, santrinya itu berasal dari berbagai daerah dan bahkan mungkin ada yang berasal dari luar kota, sehingga demi menjaga keselamatan dan kesehatan bersama, tentu sangat diperlukan tes usap ini.

"Jadi, keselamatan dan kesehatan warga adalah hukum tertinggi, karena ini semata-mata untuk melindungi warga, terutama yang ada di lingkungan ponpes tersebut," kata dia.


Sebelum Belajar Tatap Muka, Guru hingga Murid Harus Tes COVID-19

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Dok Pemkot Surabaya)

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) bertemu dengan seluruh Kepala Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta di Surabaya, Jawa Timur melalui video teleconference (vidcon).

Ia menyampaikan pesan terkait rencana belajar tatap muka di sekolah. Risma menuturkan, sebelum kebijakan sekolah tatap muka diterapkan, pemerintah kota (Pemkot) Surabaya harus memastikan semua warga di sekolah itu benar-benar sehat. Hal ini karena dirinya tak ingin sampai terjadi klaster di lingkungan sekolah.

"Misalnya ada satu orang siswa positif, apa gurunya nanti tidak tertular? Jadi makanya sebelum belajar tatap muka dibuka murid juga harus kita test swab semua. Jadi nanti kalau selesai guru, akan kita tes swab muridnya,” ujar dia seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, ditulis Minggu, 27 September 2020.


Risma Minta Guru Terapkan Protokol Kesehatan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Dok Pemkot Surabaya)

Risma juga meminta agar para guru tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan terutama ketika berada di luar rumah.

"Karena itu bapak ibu sekalian saya mohon bantuan semuanya agar disampaikan ke para guru. Jadi jangan bergerombol, kita tidak tahu siapa yang sakit. Mungkin kita kuat tapi yang tertular belum tentu kuat," kata dia.

Bagi Risma, guru adalah sosok penting dalam membentuk karakter anak-anak Surabaya. Oleh karena itu, ia tak ingin ada guru yang sampai sakit karena tertular COVID-19.

Untuk itu, cara satu-satunya agar terhindar dari virus tersebut adalah dengan disiplin memakai maker, jaga jarak dan rajin cuci tangan.

"Jadi karena itu saya mohon sekali dengan hormat tolong jaga jarak, gunakan masker dan rajin cuci tangan. Saya mohon dengan hormat panjenengan (anda) semuanya mengikuti apa yang saya sampaikan," ujar dia.


Karyawan Barbershop hingga Salon Bakal Ikuti Tes Usap COVID-19 Massal

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) bersama jajarannya makin gencar mendatangi tempat-tempat keramaian untuk melakukan tes COVID-19 memakai metode usap atau swab dan tes cepat (rapid test) secara masif.

Terbaru, tes usap massal ini juga digelar di kalangan tukang cukur rambut, barbershop, salon maupun klinik kecantikan. Pemkot Surabaya tak ingin memberikan celah berkembangnya COVID-19. 

"Jadi tahapannya kita data dulu di masing-masing kecamatan berapa jumlahnya. Setelah itu, kita koordinir baru di tentukan lokasinya di mana," ujar Risma di rumah dinasnya, Jalan Sedap Malam, Minggu, 27 September 2020, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id


Alasan Risma Gelar Tes COVID-19 bagi Karyawan Barbershop hingga Salon

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Risma mengatakan, untuk profesi atau pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan konsumen memang diusahakan untuk di tes usap. Termasuk tukang pijat pun juga perlu tes usap. Apalagi mereka kontak langsung dengan para konsumen.

Ia mengatakan, para pekerja tersebut memang sengaja langsung dilakukan tes usap dan tidak melewati tahapan rapid terlebih dahulu.

Sebab, di Kota Pahlawan ini jumlah para pekerja atau pegawai tersebut tidak terlalu banyak jumlahnya di setiap kecamatan. Oleh karena itu, langsung dilakukan tes usap COVID-19.

"Karena jumlah tiap kecamatan itu ada sekitar 30-60 pelaku usaha. Jadi tidak terlalu banyak, makanya kami langsung lakukan swab. Jumlahnya tidak termasuk dengan yang Surabaya tengah karena banyak mal," ungkap dia.


Warga Antusias

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, untuk program tersebut sudah mulai dilaksanakan beberapa hari lalu.

Salah satu yang sudah berjalan yakni di Parkir Mobil Tunjungan Plaza, Jalan Embong Malang yang diikuti oleh kurang lebih 130 orang.

"Mereka terdiri dari karyawan barbershop, salon dan klinik kecantikan yang berada di Tunjungan Plaza yang ada di mal itu. Ini akan terus dilakukan di beberapa tempat lainnya. Jadi, semuanya on progres," kata Irvan Widyanto.

Ia mengatakan, awalnya target untuk mal tersebut berjumlah 125 orang. Namun ternyata, antusias warga dinilai sangat baik hingga akhirnya jumlah pegawai yang ikut melebihi kapasitas yakni total 130 orang.

"Alhamdulillah tidak ada kendala semua berjalan lancar. Untuk hasilnya diberikan sekitar 3 – 6 hari. Mereka dihubungi melalui nomor telepon masing-masing peserta tes," kata dia.


Gelar Tes COVID-19 di Rusun

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pemkot Surabaya menggelar rapid test atau tes cepat COVID-19 di Taman Apsari. (Foto: Dok Istimewa)

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, hingga Minggu, 27 September 2020, sebanyak 19 rusun di Kota Pahlawan dilakukan tes swab atau usap. Dari 19 rusun tersebut, total warga yang sudah di-swab mencapai 1.341 orang.

"Sampai dengan hari ini total berjumlah 1.341 orang. Tetapi, tidak semua orang yang ada dalam rusun itu berhasil di-swab semuanya,” kata Febriadhitya di kantornya, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, ditulis Senin (28/9/2020).

Febriadhitya menuturkan, jika dihitung keseluruhan, sebenarnya dari total 19 rusun itu penduduknya kurang lebih berjumlah 13 ribu orang. Namun, saat petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) datang, ada sebagian warga yang memang sedang tidak ada di lokasi sehingga berpengaruh terhadap jumlah swab yang tidak sesuai dengan data penghuni.

"Contohnya di Rusun Keputih jumlah penghuninya berjumlah 587 orang. Tetapi pada saat itu yang berhasil di swab ada 151 orang,” ungkap dia.

Febriadhitya memaparkan, dari 19 rusun tersebut, di antaranya yakni Rusun Romokalisari, Penjaringan, Keputih, Siwalankerto, Wonorejo, Tambakwedi, Dukuh Menanggal, Jambangan, Bandarejo, Brudo, Tanah Merah, Randu, Rusun GA, Sombo, Pesapen, Indrapura, Dupak Bangunrejo, Urip Sumoharjo dan Waru Gunung.

"Jumlah 1.341 orang itu datanya masih terus bergerak ya. Setiap harinya terus bergerak mengingat petugas masih terus mendatangi beberapa rusun yang yang penduduknya belum di-swab," ujar dia.


Upaya Deteksi Dini

Badan Intelijen Negara (BIN) menggelat rapid test massal di Kantor Kelurahan Pondok Betung Tangerang Selatan.
Tenaga medis melakukan rapid test massal di Kantor Kelurahan Pondok Betung, Tangerang Selatan, Kamis (14/5/2020). Sebanyak 500 alat rapid tes covid-19 dan 2 unit mobile laboratorium milik BIN disediakan untuk mendapatkan hasil uji tes dengan PCR dalam waktu 5 jam. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menurut dia, swab di rusun ini telah berlangsung sejak Agustus dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Apalagi, petugas tidak hanya mendatangi sekali saja, tetapi beberapa kali. Hal itu menjadi penting untuk dilakukan, agar tes usap COVID-19 ini semakin masif.

"Jadi karena dalam sekali tidak semua penduduk ada. Maka petugas berulang-ulang kali berkunjung sampai dinyatakan semuanya telah di-swab,” ujar dia.

Terlebih, Febriadhitya menyebut, mengingat tujuan utama dari swab ini adalah mencari pasien-pasien positif dan mendeteksi dini. Dari situlah maka diupayakan semua penduduk rusun harus menjalani tes usap COVID-19.

"Jadi meskipun berkali-kali tetap kami datangi,” tegas dia.

Ia menambahkan, bagi warga yang dinyatakan positif berjumlah 25 orang. Namun, dari angka itu 13 di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan 12 orang lainnya sedang menjalani perawatan di Hotel Asrama Haji.

"Apabila ada warga disertai gejala dan memiliki komorbid (penyakit penyerta) maka langsung bisa menjalani perawatan di rumah sakit. Tapi alhamdhulillah sudah banyak yang sembuh,” pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya