Target Sidoarjo Masuk Zona Kuning COVID-19 dalam Dua Pekan

Pemkab hingga jajaran Forkopimda Sidoarjo terus berupaya memaksimalkan 3T dan melakukan operasi yustisi agar penerapan protokol kesehatan dan terus digencarkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2020, 22:40 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2020, 22:40 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Peta persebaran Corona COVID-19 di Jawa Timur pada Jumat, 1 Mei 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengoptimalkan pencegahan penyebaran COVID-19 dan operasi yustisi protokol kesehatan.

Hal ini seiring target perubahan status dari zona oranye menuju ke zona kuning penanganan COVID-19 dalam dua pekan ke depan.

Pj. Bupati Sidoarjo Hudiyono menuturkan, Sidoarjo pernah masuk dalam zona merah selama kurang lebih 5 bulan sejak Maret bersama dengan Surabaya dan Gresik.

"Saat ini, berdasarkan peta sebaran Gugus Tugas COVID-19 Pusat, Sidoarjo sudah dinyatakan menjadi zona oranye," tutur dia usai melakukan kunjungan ke RSUD Sidoarjo, seperti dikutip dari Antara, Senin, (12/10/2020).

Pihaknya bersama jajaran Forkopimda Sidoarjo terus melakukan upaya-upaya pencegahan di lapangan dengan memaksimalkan 3T dan melakukan operasi yustisi agar penerapan protokol kesehatan dan terus digencarkan.

"Alhamdulillah, Sidoarjo yang dulunya pernah pernah menjadi salah satu episentrum penyebaran COVID-19 di Jawa Timur kini mulai terkendali, kasus aktif di Sidoarjo kini hanya tersisa 511 atau setara dengan 7,52 persen saja.Persentase ini jauh lebih rendah dari kasus aktif nasional yakni 19,68 persen. Sementara itu, kesembuhan telah mencapai 85.84 persen angka ini melebihi kesembuhan nasional yakni 76,78 persen.  Artinya penanganan COVID-19 di Sidoarjo sudah on the right track," ujar Hudiono

Dalam rangka memaksimalkan penanganan COVID-19 di Kabupaten Sidoarjo, saat ini Pj. Bupati Sidoarjo bersama jajaran Forkopimda tengah melakukan sidak mendadak di rumah sakit rujukan COVID-19.

Ada dua rumah sakit yang dikunjungi, yakni RSUD Sidoarjo dan rumah Sakit Anwar Medika Krian. Dari data yang diperoleh Pj. Bupati bersama forkopimda ada penurunan jumlah pasien yang dirawat. Di RSUD Sidoarjo ada 76 pasien yang dirawat, dari jumlah tersebut sekitar 30 persen pasien rujukan dari luar daerah.

"Termasuk Rumah Sakit Anwar Medika merawat 22 pasien COVID-19, dari jumlah tersebut 5 orang pasien rujukan dari Kabupaten Malang," kata dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penyesuaian Rumah Sakit Rujukan

Ilustrasi Rumah Sakit
Ilustrasi Rumah Sakit (pixabay.com)

Ia menuturkan, total ada 11 rumah sakit rujukan di Sidoarjo yang rencananya rumah sakit rujukan COVID-19 disesuaikan dengan menurunnya kasus COVID-19 di Sidoarjo.

"Rencana kebijakan pengurangan rumah sakit rujukan karena didasarkan pada fakta di lapangan antara jumlah tempat tidur (TT) yang tersedia dengan jumlah pasien yang dirawat," tutur dia.

Ia mengatakan, seperti di RSUD yang menyediakan 175 (TT) yang terisi hanya 76 TT. Artinya BOR RSUD hanya 43.42 persen, angka ini sudah sesuai dengan standar WHO yakni 60 persen. Begitu juga dengan rumah sakit rujukan lainnya di Sidoarjo kondisinya kurang lebih sama, artinya ketersediaan bed Isolasi relatif aman.

"Guna memaksimalkan peran RS Rujukan COVID-19 dan mencegah penularan di Rumah Sakit, saat ini kami sedang mempertimbangkan untuk memfokuskan penanganan COVID-19 pada beberapa rumah sakit rujukan saja. Jika kajian ini sudah diputuskan bersama maka segera akan kita usulkan ke Gubernur Jawa Timur," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya