Legenda Gunung Kelud, Kisah Pengkhianatan Janji Sang Dewi pada Dua Raja

Dewi Kilisuci sebenarnya ingin langsung menolak lamaran tersebut. Namun ia lebih dahulu memberikan tantangan kepada dua raja tersebut. Sang dewi kemudian memberikan sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 07 Okt 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2022, 06:01 WIB
Pemandangan di Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur
Pemandangan di Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur (dok.Instagram/@gunungkelud.id/https://www.instagram.com/p/CFJbOcsDlxq/Komarudin)

Liputan6.com, Kediri - Gunung Kelud berada dalam kawasan Kediri, Jawa Timur. Gunung yang mempunyai ketinggian 1.700 meter dari permukaan air laut (mdpl) ini letaknya sekitar 27 km dari pusat kota Kediri.

Gunung Kelud termasuk salah satu objek wisata alam yang sering dikunjungi. Namun di balik keindahan pesona alamnya, ternyata Gunung Kelud punya legenda yang diyakini oleh masyarakat Kediri hingga sekarang.

Berdasarkan cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Kediri, asal muasal Gunung Kelud berawal dari pengkhianatan kisah cinta sang dewi pada dua raja.

Konon pada zaman dahulu ada seorang putri anak Jenggolo Manik bernama Dewi Kilisuci. Ia memiliki paras yang cantik dan disukai oleh orang-orang, terutama para raja.

Suatu ketika, Dewi Kilisuci dilamar oleh dua orang raja yang bukan dari bangsa manusia. Satu Lembu Suro berkepala lembu sedangkan Mahesa Suro berkepala kerbau.

Dewi Kilisuci sebenarnya ingin langsung menolak lamaran tersebut. Namun ia lebih dahulu memberikan tantangan kepada dua raja tersebut. Sang dewi kemudian memberikan sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Membuat Sumur

Panorama Gunung Kelud
Gunung Kelud. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Isi sayembara tersebut Dewi Kilisuci meminta dua raja itu membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud. Sumur pertama berbau amis dan yang kedua berbau wangi. Dewi Kilisuci meminta sumur tersebut dikerjakan selama satu malam atau sampai ayam jantan berkokok.

Dengan kesaktiannya, Lembu Suro dan Mahesa Suro menyanggupi. Bahkan keduanya berhasil membuat sumur tersebut sebelum ayam jantan berkokok.

Karena pada dasarnya Dewi Kilisuci tak ingin diperistri oleh salah satu dari dua raja itu, akhirnya sang dewi meminta Lembu Suro dan Mahesa Suro untuk membuktikan kedua sumur tersebut benar-benar berbau amis dan wangi. Caranya dengan masuk ke dalam sumur yang telah dibuat oleh dua raja itu.

Lembu Suro dan Mahesa Suro pun akhirnya menyetujui. Mereka masuk ke dalam sumur yang amat dalam itu. Seketika Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun sumur tersebut dengan batu.

 

Sumpah Lembu Suro

Pemandangan di Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur
Pemandangan di Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur (dok.instagram/@gunungkelud.id/https://www.instagram.com/p/CFJcna_DdPb/Komarudin)

Akhirnya matilah Lembu Suro dan Mahesa Suro di atas Gunung Kelud tersebut. Namun sebelum mati, Lembu Suro sempat bersumpah dalam bahasa Jawa.

"Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung".

Artinya, ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau.

Kisah ini kemudian dipercaya sebagai asal muasal Gunung Kelud. Para penduduk di lereng Gunung Kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak yang disebut Larung Sesaji. Hal ini juga sempat dilakukan oleh Dewi Kilisuci untuk mencegah musibah akibat sumpah Lembu Suro.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya