Kasus Covid-19 Surabaya Capai 587 Orang, Eri Cahyadi Terapkan Strategi Ini

Agar Kota Surabaya bertahan di Level 1, Wali Kota Eri menerapkan langkah tegas. Diantaranya, menerapkan disiplin prokes dan menggerakkan swab hunter keliling setiap hari.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 03 Feb 2022, 12:11 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2022, 12:11 WIB
Wali Kota Surabay Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Wali Kota Surabay Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, saat ini jumlah kasus aktif yang tercatat di dalam data lawancovid-19.surabaya.go.id per 2 Februari 2022 ada 587 orang. Menurutnya, jumlah itu akan terus naik jika tidak dilakukan mitigasi secepat mungkin.

"Untuk saat ini kita masih berada di angka 16,4 persen jumlah kasus positifnya. Jika menginjak angka 20 persen per 100 ribu penduduk, maka bisa jadi daerah atau kota tersebut meningkat menjadi Level 2. Untuk saat ini, Kota Surabaya berstatus Level 1, artinya masih di bawah 20 persen,” ujarnya, Rabu (2/2/2022).

Agar Kota Surabaya bertahan di Level 1, Wali Kota Eri Cahyadi menerapkan langkah tegas. Diantaranya, menerapkan disiplin prokes dan menggerakkan swab hunter keliling setiap hari. Bukan itu saja, ia juga mengimbau setiap kampung untuk melakukan blocking area.

Selain blocking area di perkampungan, Wali Kota Eri juga meminta jajarannya untuk menerapkan pembatasan Rekreasi Hiburan Umum (RHU), taman hingga alun-alun dan tempat yang berpotensi menyebabkan kerumunan lainnya.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan pemilik usaha lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam penerapan prokes ketat.

"Gerakkan lagi Kampung Wani kita, lakukan swab massal di RT/RW, vaksin tidak boleh berhenti dan saya nyuwun (minta) tolong prokesnya. Pakai masker. Jangan sampai merugikan orang lain dan kita harus saling menjaga," ucapnya.

PTM 50 Persen

FOTO: Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di Surabaya
Warga menerima dosis vaksin booster COVID-19 Pfizer di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/1/2022). (JUNI KRISWANTO/AFP)

Eri pun mengungkap hasil diskusinya dengan pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo beberapa waktu lalu. Bahwa saat ini 90 persen virus yang menyebar adalah varian Omicron, sedangkan untuk varian Delta kini sudah tidak lagi menjadi ancaman serius.

"Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua, karena penyebarannya lima kali lebih cepat ketimbang varian terdahulunya. Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2,” tuturnya.

Bukan hanya pembatasan fasilitas umum dan RHU, Wali Kota Eri juga menerapakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 50 persen dan meniadakan dua shift 100 persen.

“Insya Allah mulai besok (3/2/2022) atau lusa, PTM 50 persen dalam sehari. Biasanya kan ada dua shift 100 persen, mulai hari ini saya hentikan dulu. Mekanismenya, sehari masuk, sehari enggak, hanya ada satu shift 50 persen,” ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya