Tepis Hoaks, Cak Thoriq Pastikan Hunian Relokasi Semeru Aman Aliran Lahar Panas

Menurutnya, jika terjadi APG Gunung Semeru, kawasan relokasi BSD hanya terimbas material debu vulkanik.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 05 Des 2022, 20:05 WIB
Diterbitkan 05 Des 2022, 20:05 WIB
Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Kanan) dan Wakil Bupati Lumajang Indah Amerawati (Kiri)  memberikan sosialisasi kepada para pengungsi APG Gunung Semeru agar tidak panik dan tidak termakan isu yang tidak benar (Istimewa)
Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Kanan) dan Wakil Bupati Lumajang Indah Amerawati (Kiri) memberikan sosialisasi kepada para pengungsi APG Gunung Semeru agar tidak panik dan tidak termakan isu yang tidak benar (Istimewa)

 

Liputan6.com, Lumajang Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta pengungsi erupsi Semeru tidak mudah percaya terhadap informasi yang disebarkan orang yang tidak bertanggung jawab.

Sebelumnya, beredar informasi bahwa kawasan relokasi pengungsi merupakan tempat yang tidak aman dari potensi  awan panas Erupsi Gunung Semeru.

"Yang di hunian relokasi aman, tidak mengikuti aliran lahar. Aliran laharnya tidak ke Desa Sumbermujur, tapi melalui Supiturang, Curahkobokan, Kamar Kajang dan Bondeli," ungkapnya, Senin (5/12/2022).

Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati juga menyampaikan, bahwa kawasan relokasi Bumi Semeru Damai (BSD) di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro bukanlah zona merah. Bahkan, salah satu lokasi yang aman.

Menurutnya, jika terjadi APG Gunung Semeru, kawasan relokasi BSD hanya terimbas material debu vulkanik.

Ia menambahkan, bahwa beberapa warga telah kembali ke rumah masing-masing yang berada di kawasan relokasi BSD, mengingat kondisi pasca APG Gunung Semeru berangsur membaik.

"Bapak ibu tidak perlu takut rumahnya yang di relokasi, pemerintah sudah mempertimbangkan lokasi relokasi. Jangan panik, kondisinya sudah aman, sebagian yang tinggal di relokasi sudah kembali ke rumahnya," imbuhnya.

Dinformasikan sebelumnya, Gunungapi Semeru kembali muntahkan Awan Panas Guguran (APG) pada hari Minggu (4/12) sejak pukul 02.46 WIB, dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak. Aktivitas erupsi Gunungapi Semeru itu terekam di seismograf dengan aplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.

Menurut Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sumber awan panas guguran itu berasal dari tumpukan di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak atau Kawah Jonggring Seloko

Berdasarkan pantauan CCTV Semeru, fenomena APG terus berlangsung hingga pagi ini pukul 07.42 WIB dengan jarak luncur bervariasi antara 5 sampai 7 km. Saat siaran pers ini dibuat, fenomena APG Gunungapi Semeru masih berlangsung.

Tidak Beraktivitas di Radius 13 Kilometer

Sebagai antisipasi dampak risiko dari APG Gunungapi Semeru, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang turun ke lapangan untuk kaji cepat dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

“Kami sudah berada di pos pantau. APG saat ini masih berlangsung dengan jarak antara 5 sampai 7 kilometer. Pos pantau kita jaraknya kurang lebih 12 kilometer dari puncak,” jelas Joko Sambang, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang.

Joko menambahkan, berdasarkan pantauan di lapangan bersama tim PVMBG, abu vulkanik terlihat membumbung tinggi ke atas dan cenderung mengarah ke selatan. Sebagai antisipasi adanya dampak risiko abu vulkanik, tim BPBD Kabupaten Lumajang juga membagikan masker gratis kepada masyarakat.

“Abu vulkanik mengarah ke selatan, ke Rowo Baung. Di sana sudah ada teman-teman membagikan masker dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat,” terang Joko.

Sementara itu, PVMBG juga mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas dan menjauhi wilayah sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

 

 

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya