Inovasi Bangunan Kayu Mahasiswa ITS Surabaya Diklaim Tahan Gempa

Tim Acintya yang terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, terdorong untuk berinovasi dalam memodelkan bangunan tahan gempa di Indonesia.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 17 Des 2022, 22:09 WIB
Diterbitkan 17 Des 2022, 22:09 WIB
Desain bangunan tahan gempa kreasi mahasiswa ITS. (Ist)
Desain bangunan tahan gempa kreasi mahasiswa ITS. (Ist)

Liputan6.com, Surabaya - Tim Acintya yang terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, terdorong untuk berinovasi dalam memodelkan bangunan tahan gempa di Indonesia.

Ketua Tim Acintya ITS Surabaya Alexander Alvin Gunawan menjelaskan, banyak sekali kerugian yang disebabkan akibat adanya gempa bumi di Indonesia. Tercatat sejak 2018, puluhan ribu fasilitas umum, rumah, bahkan nyawa manusia yang hilang akibat dampak gempa di Indonesia sendiri.

"Oleh karena itu, saya bersama anggota timnya, yakni M Luqman Figo dan Al Hafiz Akbar merancang bangunan tahan gempa dengan kemampuan daktilitas sebagai struktur utama," ujarnya, Jumat (16/12/2022).

Daktilitas secara sederhana adalah kemampuan struktur bangunan untuk meregang saat menerima beban maksimumnya sebelum runtuh.

Lebih dalam, Alexander memaparkan, semakin tinggi kemampuan daktilitas struktur maka semakin baik bangunan tersebut dalam menyerap energi gempa.

Dengan perencanaan tersebut juga, sambung Alexander, bangunan akan lebih lama untuk bisa runtuh sepenuhnya akibat gempa. Hal ini memberikan waktu bagi penghuni bangunan keluar ke tempat terbuka.

“Untuk mencapai daktilitas yang tinggi, kami menggunakan kayu sebagai material bangunannya,” ucap Alexander.

Mahasiswa Departemen Teknik Sipil ini menuturkan, kayu digunakan karena mudah didapat dan memiliki kemampuan daktilitas dibandingkan beton.

Selain itu, kayu juga merupakan material ringan, maka berat total struktur akan semakin ringan pula. “Dengan itu, gaya gempa yang diterima oleh struktur menjadi lebih kecil,” ujarnya.

Menurut Alexander, untuk membangun bangunan yang kokoh, wajib memiliki struktur yang sederhana, simetris, dan kompak. Selain itu, distribusi massa, kekakuan, dan kekuatan diusahakan seragam dan terus-menerus.

Bracing Berbentuk V

"Dengan mengikuti hal tersebut, maka kami merancang bangunan menggunakan struktur dengan bracing yang berbentuk V terbalik atau inverted V," ucapnya.

Bracing merupakan pengaku atau pengikat pada struktur yang dapat mendukung untuk menahan beban struktur.

Bracing yang berbentuk V terbalik dipilih karena merupakan struktur yang sederhana, tetapi dapat menahan beban dengan baik.

"Hal tersebut telah dibuktikan bahwa bracing inverted V memiliki ketahanan terbaik terhadap beban dari berbagai macam bentuk bracing yang ada," ujar Alexander.

Infografis Gempa Malang Alarm Bencana Besar Berikutnya? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Gempa Malang Alarm Bencana Besar Berikutnya? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya